Foto ini membuat saya terharu dan meneteskan air mata.
Ini adalah foto seorang ayah yang tetap setia menunggui jasad putrinya yang tewas tertimpa reruntuhan bangunan tempat tinggal mereka.
Pria ini menolak meninggalkan tempat itu dan terus memegang tangan putrinya yang sudah tidak bernyawa itu hingga tim penyelamat datang.
Mereka adalah penduduk Kahramanmaras yang merupakan daerah yang terdampak paling parah dari bencana gempa bumi dengan magnitudo 7,8 yang melanda wilayah Turki dan Suriah.
Pria itu bernama Mesut Hancer dan putrinya bernama Irmak. Ketika gempa terjadi pada sekitar jam 4 dini hari, Irmak sedang terlelap di atas kasur di dalam kamar tidurnya.
Saya bisa membayangkan betapa sedih dan perihnya hati Mesut Hancer yang harus kehilangan buah hatinya itu secara tiba-tiba. Kita semua pasti pernah merasakan hal yang sama ketika kita ditinggalkan oleh orang yang sangat kita cintai. Apalagi jika itu terjadi secara tiba-tiba.
Irmak adalah salah satu dari 21.000 korban jiwa dalam bencana gempa bumi yang melanda 10 provinsi di sebelah timur dan tenggara Turki hingga ke wilayah Suriah tersebut.
Menurut peneliti setempat, pusat gempa berada di sebelah timur kota Nurdagi, Provinsi Gaziantep, dengan kedalaman 17,9 km. Gempa tersebut terjadi disebabkan oleh pergerakan di sepanjang patahan Anatolia Timur.
Sama seperti negeri kita Indonesia, Turki juga merupakan negeri yang rawan gempa karena berada di zona gempa aktif, yaitu lempeng Anatolia yang berada di antara dua patahan besar, yaitu Patahan Anatolia Utara dan Anatolia Timur.
Sampai hari ini, kita tidak pernah tahu kapan akan terjadi gempa. Meskipun teknologi semakin canggih, bahkan manusia sudah sampai ke bulan dan planet Mars, namun hingga saat ini, belum ada seorang ahli pun atau teknologi apapun yang mampu memprediksi dengan tepat kapan akan terjadi gempa.