Mohon tunggu...
Adnan Abdullah
Adnan Abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Seorang pembaca dan penulis aktif

Membaca, memikir dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Nikmatnya Ramadan

6 Juni 2016   08:10 Diperbarui: 6 Juni 2016   08:56 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bulan suci ramadan yang dinanti-nantikan oleh segenap kaum muslim di seluruh penjuru dunia akhirnya datang lagi. Ramadan adalah bulan suci yang penuh dengan berkah dan nikmat. Allah Subhanu Wa Ta’ala memberkahi bulan ini dengan banyak keutamaan. Selain merupakan bulan diturunkannya Al-Quran untuk yang pertama kalinya, banyak keberkahan dan kenikmatan lain di bulan suci ini. Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wasallam pernah bersabda :

“Jika datang bulan Ramadan, maka dibukalah pintu-pintu rahmat dan ditutup pintu-pintu neraka dan dibelenggulah setan.” (diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim).

Beruntunglah kita yang masih diberikan kesempatan untuk bertemu lagi dengan bulan suci yang penuh berkah dan nikmat ini. Di awal ramadan ini, masjid-masjid menjadi semarak dan penuh sesak oleh kaum muslimin yang datang melaksanakan shalat tarawih. Laki-laki, perempuan, tua dan muda, semuanya berbaur menjadi satu. Umat muslim membiasakan diri untuk bangun tengah malam, shalat tahajjud, makan sahur, shalat subuh, kemudian berjuang menahan lapar dan haus serta hawa nafsunya, hingga adzan magrib berkumandang. Ketika adzan maghrib berkumandang, disitulah salah satu nikmatnya berpuasa. Rasa haus dan lapar hilang seketika bersama segarnya air yang mengalir di tenggorokan dan sedapnya buah kurma, kue, dan beragam makanan lainnya.

Selain nikmat lahiriah, nikmat lainnya yang lebih utama adalah segala amal kebaikan yang kita lakukan akan mendapatkan berkah pahala yang berlipat ganda. Bahkan, pada malam-malam ganjil di sepuluh malam terakhir, kita dapat bertemu dengan Lailatul Qadar, yaitu malam yang penuh kemuliaan dan berkah. Malam yang juga dikenal sebagai malam seribu bulan, yaitu malam dimana nilai pahalanya lebih baik dari pahala selama seribu bulan. Begitulah ramadan, segalanya terasa begitu khidmat dan nikmat. Setiap orang berlomba-lomba beribadah, bersedekah, berinfaq, dan melakukan amal kebaikan lainnya untuk mencari pahala yang sebanyak-banyaknya.

Namun satu hal yang tidak boleh kita lupakan adalah bulan suci ramadan ini sesungguhnya hanyalah bulan tarbiyah atau media pelatihan bagi kita umat islam. Firman Allah Subhanu wa-ta’ala dalam Al Qur’an Surat Al Baqoroh Ayat 183 :

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

Ramadan ini hanyalah media untuk pelatihan bagi kita untuk kemudian bertempur melawan hawa nafsu diri kita sendiri di medan yang sesungguhnya pada bulan-bulan berikutnya. Oleh karenanya, manfaat dan hasilnya baru dapat kita rasakan pada bulan-bulan setelah ramadan berakhir.

Oleh karenanya alangkah beruntungnya apabila ramadan ini kita manfaatkan untuk bermuhasabah atau introspeksi diri agar kita dapat menjadi lebih baik dari sebelumnya. Semua sifat-sifat buruk yang sering mendera kita diharapkan bisa hilang atau setidaknya berkurang untuk kemudian sedikit demi sedikit kita ubah menjadi sifat-sifat insan yang bertaqwa.

Bagi saya pribadi sebagai pegawai negeri, ramadan ini sebaiknya dilalui tidak hanya dengan kegiatan-kegiatan ritual belaka, akan tetapi dapat berdampak signifikan untuk meningkatkan ketaqwaan dan kinerja. Ramadan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran saya dan aparat pemerintah lainnya bahwa jabatan adalah amanah, sehingga seorang yang menjadi pejabat berarti ia tengah memikul amanah. Dan tentunya, yang namanya amanah harus ditunaikan sebagaimana mestinya. Melaksanakan segala tugas pokok dan fungsinya dengan baik. Senantiasa menjaga integritas dengan tidak melakukan korupsi atau hal-hal lainnya yang bertentangan dengan kepentingan umum dengan maksud untuk memenuhi kepentingan pribadi, keluarga, teman, kelompok atau golongannya karena semua itu akan kita pertanggung jawabkan langsung di hadapan Allah kelak.

Akhirnya, selamat menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan 1437 Hijriah kepada seluruh umat Islam di negeriku tercinta, Indonesia. Kita tidak pernah tahu, apakah kita akan bertemu lagi dengan bulan suci yang penuh berkah ini tahun depan, atau ini adalah ramadan yang terakhir bagi kita. Oleh karenanya sebelum malaikat pencabut nyawa datang, mari kita manfaatkan ramadan ini dengan sebaik-baiknya. Harapan kita, semoga dengan bulan suci ramadan ini, kita bisa meraih rahmat dan berkah dari Allah sebagai bekal di akhirat kelak ketika kita menghadap-Nya, Tuhan semesta alam. Insya Allah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun