Timnas Indonesia racikan mantan pelatih Timnas Korea Selatan Shin Tae-Yong (STY) sepertinya sedang membuka jalan untuk membawa Indonesia menjadi Juara Piala AFF untuk pertama kalinya.Â
Berbeda tim-tim sebelumnya, meskipun diperkuat beberapa pemain yang bermain di Eropa seperti Elkan Baggott (Inggris) dan Witan Sulaiman (Polandia), timnas kali ini diperkuat oleh lebih banyak pemain muda yang masih minim pengalaman, bahkan ada beberapa pemain yang sebenarnya bukan merupakan pemain utama di klubnya. STY nampaknya lebih suka memilih pemain berdasarkan kebutuhan taktikal timnya, bukan berdasarkan peran individual pemain tersebut di klubnya.Â
Terlepas dari kekurangan di sana-sini, sejauh ini penampilan timnas kita kali ini bisa dibilang cukup bagus dan tidak kalah dengan tim-tim sebelumnya.Â
Datang sebagai tim yang tidak diunggulkan, Timnas Indonesia mengawali laga di Grup B dengan kemenangan 4-2 atas Kamboja. Meski berhasil mencetak 4 gol, tim ini mendapat sorotan pada lemahnya organisasi pertahanan hingga kebobolan 2 kali.
Dalam pertandingan kedua, Timnas Indonesia menang lagi 5-1 atas Laos. Dalam pertandingan ini, STY merubah formasi lini belakang dengan mengganti Ryuji Utomo dan Pratama Arhan dengan Rizky Ridho dan Edo Febriansyah, serta memasukkan Elkan Baggott dan Fachrudin Aryanto di Babak kedua. Meskipun hanya kebobolan 1 kali, namun pertahanan timnas terlihat masih belum kokoh dan mudah ditembus.Â
Pada pertandingan ketiga menghadapi Juara Bertahan Vietnam, STY kembali merombak formasi lini belakangnya. Menyadari Timnas Vietnam lebih baik dari dua lawan sebelumnya, STY memasang 5 pemain bertahan sekaligus, yaitu Alfeandra Dewangga, Fachrudin Aryanto, Rizky Ridho, Pratama Arhan dan Asnawi Mangkualam.Â
Tidak sampai di situ, STY menerapkan strategi defensif dan hanya mengandalkan serangan balik. Hasilnya, Timnas Indonesia berhasil menahan imbang Vietnam 0-0.Â
Bagi sebagian penggemar sepakbola ofensif, negatif football ala STY itu tentu sangat disayangkan karena menepikan kesempatan bagi pemain untuk menjebol gawang lawan untuk meraih kemenangan.Â
Namun dalam sepakbola, negatif football tidak dilarang sebagai bagian dari strategi. STY tentu sudah berhitung dengan bermain defensif hasilnya bisa imbang, ketimbang bermain terbuka dan ofensif yang beresiko kebobolan banyak gol dan kalah.Â
Untuk saat ini, pilihan bermain defensif itu ternyata manjur, Timnas kita berhasil menahan imbang sang juara bertahan sekaligus mempertahankan posisi kita di puncak klasemen di atas Vietnam karena kita unggul selisih gol dalam laga-laga sebelumnya. Â Â Â