Mohon tunggu...
Adnan Abdullah
Adnan Abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Seorang pembaca dan penulis aktif

Membaca, memikir dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ini Dia Presiden Terkuat di Dunia

28 Mei 2021   22:50 Diperbarui: 28 Mei 2021   23:14 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Tribunnews.com

Seperti sudah diduga sebelumnya, Presiden Suriah Bashar al-Assad kembali memenangi pemilihan Presiden Suriah untuk yang keempat kalinya secara berturut-turut sejak dia menggantikan ayahnya Hafez al-Assad yang wafat di tahun 2000. 

Tidak tanggung-tanggung, kali ini Bashar berhasil menang telak dengan meraih 13 juta suara atau 95% suara pemilih. Sementara saingannya Mahmoud Ahmad Marei yang juga Sekjen koalisi pemberontak Front Nasional untuk Pembebasan Suriah hanya memperoleh 470.276 suara atau 3,1%.

Seperti sudah diduga juga, negara-negara barat, seperti Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jerman dan Italia memprotes dan tidak menerima hasil tersebut dengan alasan telah terjadi kecurangan. 

Benarkah? 

Perlu diketahui bahwa Pemilihan Presiden Suriah kali ini diikuti oleh 14 juta pemilih dari 18 juta warga Suriah. Bashar berhasil meraih 13 juta suara, sehingga apabila sisa 1 juta pemilih yang tidak memilihnya ditambah dengan 4 juta warga Suriah lainnya, maka jumlah pemilih Bashar tetap lebih unggul.   

Perlu diketahui juga bahwa pemilihan Presiden Suriah kali ini diawasi oleh pemantau pemilu internasional, antara lain dari Rusia, China, India, Brasil, Afrika Selatan, dan Armenia. 

Kemenangan ini membuat Bashar yang telah berkuasa selama 20 tahun itu akan berkuasa lagi selama 7 tahun ke depan. Bashar juga merupakan pemimpin yang berasal dari kelompok minoritas Syiah-Alawi yang berkuasa di negeri yang mayoritas penduduknya menganut Islam-Sunni. Hal itu menunjukkan bagaimana kuatnya dia dalam mempertahankan kekuasaannya. 

Setelah sepuluh tahun negaranya dilanda perang saudara karena campur tangan kekuatan asing, Bashar tetap mampu mempertahankan kekuasaannya. 

Tidak tanggung-tanggung, selama 10 tahun, sejak Arab Spring, Bashar dikepung oleh para pemberontak lokal dan asing yang didukung oleh negara-negara besar, namun dia tetap kokoh di posisinya. 

Pemimpin-pemimpin kuat seperti Muammar Khadafi di Libya, Hosni Mubarak dan Mohammed Mursi di Mesir, ZIne el-Abidine di Tunisia, dan Ali Abdullah Saleh di Yaman bertumbangan, namun dia tetap kokoh di singgasananya. 

Keberhasilan Bashar mempertahankan kekuasaannya sekian lama itu tidak terlepas dari kemampuannya dalam menjalin dan memelihara pengaruh politiknya terhadap militer, maupun dengan kedua negara sahabatnya, yaitu Iran dan Rusia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun