Mohon tunggu...
Adnan Abdullah
Adnan Abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Seorang pembaca dan penulis aktif

Membaca, memikir dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Mau Masuk Surga? Ikuti Saya!

20 November 2020   22:54 Diperbarui: 20 November 2020   23:17 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mau masuk surga? Ikut saya!

Ujaran atau seruan bernada propaganda tersebut biasanya diucapkan oleh tokoh agama atau orang-orang yang memiliki tujuan tertentu, baik itu murni untuk berdakwah atau mengajak kepada kebaikan, maupun untuk tujuan politik dan ekonomi. 

Kita juga tentu masih ingat beberapa waktu yang lalu, ketika sedang ramai-ramainya kampanye Pemilihan Presiden, seorang juru dakwah dengan penuh percaya diri berikrar akan menggandeng tangan salah satu calon presiden ke surga.

Benarkah ada manusia yang bisa membawa atau menggandeng tangan orang lain ke surga? Jawabannya tidak ada! 

Dalam kitab suci al-Qur'an dan hadits nabi telah dijelaskan dengam gamblang bahwa surga itu adalah milik Allah, bukan milik siapa-siapa. Dalam agama lain pun demikian, surga itu milik Tuhan. Oleh karena surga itu milik Allah, maka tentu hanya Allah yang bisa menentukan siapa saja yang masuk ke dalam surga atau terlempar ke neraka.

Bagaimana dia bisa mengajak orang lain masuk surga, sementara dia sendiri pun belum tentu masuk surga? 

Nabi Muhammad saw dalam salah satu haditsnya berkata, "Tidak ada amalan seorang pun yang bisa memasukkannya ke dalam surga, kecuali dengan rahmat Allah (HR. Muslim). 

Oleh karenanya, selain nabi, beberapa sahabat nabi yang sudah disebutkan namanya dalam hadits, siapapun dia, mau dia ulama, syaikh, keturunan nabi, ustad, atau siapapun, tidak dijamin masuk surga sebanyak apapun amalannya, kecuali mendapatkan rahmat dari Allah. 

Oleh karenanya, untuk mendapatkan surga Allah, hendaknya kita terus beramal saleh semata untuk mendapatkan rahmat Allah, bukan karena ajakan atau gandengan orang lain. Wallahualam.

Semoga kita menjadi bijaksana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun