Mohon tunggu...
Adnan Abdullah
Adnan Abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Seorang pembaca dan penulis aktif

Membaca, memikir dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kenapa Harus Takut Jika Anak Masuk Sekolah Lagi?

4 Juni 2020   09:15 Diperbarui: 4 Juni 2020   09:21 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen membuka sekolah di Kopenhagen (Getty Images)

Seiring dengan rencana Pemerintah menerapkan kebijakan Normal Baru dalam masa pandemi Covid-19, Pemerintah juga berencana membuka kembali kegiatan belajar mengajar di sekolah. Hal tersebut ditentang oleh sebagian besar orang tua murid. 

Menurut Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Retno Listyarti angket dari para siswa dan orang tua siswa tentang rencana pembukaan kegiatan belajar di sekolah pada bulan Juli 2020 hasilnya bertolak belakang. 

Sekitar 80% orang tua murid menyatakan tidak setuju kegiatan belajar di sekolah dibuka kembali pada bulan Juli nanti, sebaliknya 80% siswa justru menyatakan ingin segera masuk sekolah kembali. 

Alasan para orang tua murid adalah mereka mengkhawatirkan sekolah justru akan menjadi tempat penularan Covid-19. Menurut mereka, meskipun protokol covid-19 diterapkan di sekolah, para guru akan kesulitan mengatur para murid. 

Alasan yang sangat masuk di akal. Jangankan mengatur anak TK, mengatur orang dewasa untuk disiplin menggunakan masker dan jaga jarak saja sulitnya bukan main. Mohon maaf, bangsa Indonesia tidak bisa disamakan dengan orang Jepang dan Eropa yang sudah terbiasa disiplin.  

Namun demikian kita juga harus mendengar keinginan anak-anak kita, faktanya banyak anak yang ingin segera kembali bersekolah. Kita harus mempertimbangkan aspek psikologis mereka. Sampai kapan mereka harus menunggu untuk bersekolah lagi. 

Oleh karenanya perlu dipikirkan jalan tengahnya, yaitu para siswa bahagia karena bisa sekolah lagi dan para orang tua tenang karena anaknya aman di sekolah. 

Kita perlu belajar pada Pemerintah Denmark yang sudah lebih dulu membuka kembali kegiatan belajar di sekolah dan tidak ada peningkatan kasus penularan Covid-19 di sekolah. 

Di Denmark, anak murid diberi sarana dan diawasi secara ketat agar disiplin untuk selalu menjaga jarak dan cuci tangan. Jumlah murid di tiap ruang kelas dikurangi agar ada jarak antar murid. 

Dengan kondisi sekolah dan jumlah murid yang lebih banyak, cara yang dilakukan pemerintah Denmark memang agak sulit untuk diterapkan secara menyeluruh di Indonesia. Hal yang bisa dilakukan adalah kelas dibagi dua atau tiga sesi dengan jumlah jam belajar di kelas dikurangi, selebihnya kegiatan belajar tetap dilakukan di rumah masing-masing. 

Pembukaan sekolah juga bisa dilakukan secara bertahap, dimulai pada sekolah-sekolah yang sudah siap secara sarana dan prasarananya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun