Mohon tunggu...
Adnan Abdullah
Adnan Abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Seorang pembaca dan penulis aktif

Membaca, memikir dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Berkunjung ke Yerusalem

14 Januari 2019   12:01 Diperbarui: 16 Januari 2019   07:42 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : koleksi pribadi

Ketika menyusuri lorong jalan di Kota Tua Yerusalem ini, saya merasa seperti kembali ke masa ribuan tahun yang lalu, mulai ketika bangsa Yebus mendirikan kota ini, lalu ditaklukkan oleh bangsa Yehuda, kemudian dikuasai bangsa Romawi, diperluas oleh Herodes, ditaklukkan oleh Umar bin Khattab RA, direbut oleh Tentara Salib, direbut kembali oleh Salahuddin al-Ayyubi, dikuasai oleh Kesultanan Turki-Utsmaniyah, dikuasai dan diserahkan oleh Inggris kepada bangsa Yahudi yang kemudian mendirikan negara Israel, diperebutkan oleh Israel dan Negara-negara Arab, sampai kemudian muncul seorang pria yang mendorong kereta bayinya itu.

Kota Yerusalem berada di dataran tinggi Yudea antara Laut Tengah dan Laut Mati, dan saat ini berada di bawah kekuasaan Israel. Kota yang didirikan sejak abad ke-4 sebelum Masehi ini sejak dulu hingga hari ini menjadi rebutan oleh berbagai bangsa dan agama. Dalam sejarahnya, kota ini pernah diserang sebanyak 52 kali, dihancurkan dua kali, dan direbut kembali hingga 44 kali. Kenapa? Karena kota ini adalah kota suci bagi tiga agama Ibrahimi, yaitu Yahudi, Nasrani dan Islam. 

Di kota ini terdapat banyak situs-situs suci ketiga agama tersebut. Ada Bait Suci King Solomon (Nabi Sulaiman AS) dan makam King David (Nabi Daud AS) yang diklaim oleh umat Yahudi, ada Gereja Makam Kudus yang diklaim oleh umat Nasrani, ada Masjidil Aqsha atau komplek al-Quds yang diklaim oleh umat Islam, dan masih banyak lagi yang akan saya ceritakan nanti.    

Tujuan saya berkunjung ke Yerusalem adalah untuk melaksanakan shalat dan merayakan Idul Adha di Masjid al-Aqsha. Bagi umat islam, Masjidil Aqsha ini adalah tanah suci ke-3, setelah Masjidil Haram di Mekah dan Masjid Nabawi di Madinah. Nabi Muhammad SAW juga pernah bersabda, "Janganlah engkau melakukan perjalanan jauh, kecuali menuju tiga masjid, yaitu Masjidil Haram, Masjid Nabawi, dan Masjidil Aqsho” [HR. Bukhari-Muslim].

Selain berkunjung dan beribadah di Masjidil Aqsha ini, saya dan rombongan dari biro perjalanan yang memang setiap tahun membawa jamaah ke Masjidil Aqsha juga berkunjung ke situs-situs suci lainnya, seperti makam Nabi Daud AS di Bukit Zion, makam Nabi Ibrahim AS, Nabi Ishaq AS, Nabi Yakub AS, dan Nabi Yusuf AS di Hebron, serta Nabi Musa AS di Jericho.

Sebagaimana kita ketahui, umat islam di Indonesia banyak yang sudah berkunjung ke Masjidil Haram dan Masjid Nabawi ketika beribadah Haji dan Umrah, bahkan ada yang hampir setiap tahun Umrah ke sana, namun masih sangat sedikit yang berkunjung ke Masjid al-aqsho ini. Memang tidak mudah untuk bisa masuk ke masjid ini karena kota Yerusalem saat ini dibawah kekuasaan Israel, kita harus memperoleh visa atau ijin dari pemerintah Israel yang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan pemerintah Indonesia, kita harus melewati screening yang ketat, bahkan ada yang ditolak visanya oleh Israel. 

Saya sendiri menunggu cukup lama untuk memperoleh visa, bahkan sempat ditahan sejam dan diinterogasi di imigrasi bandara ketika tiba di Bandara Ben Gurion di Tel Aviv, namun hal itu tidak menyurutkan keinginan saya untuk ke Yerusalem, hingga akhirnya saya bisa masuk ke Yerusalem dengan aman dan damai, bahkan rombongan kami dibolehkan dan disambut dengan baik ketika ziarah ke makam Nabi Daud AS, Nabi Yakub AS, dan Nabi Yusuf AS yang berada di dalam sinagog (Rumah ibadah kaum Yahudi). 

Demikian cerita pembuka tentang pengalaman saya melakukan perjalanan ke tanah suci Yerusalem, saya doakan semoga pembaca juga bisa berkunjung ke Yerusalem.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun