Mohon tunggu...
Admin Eviyanti
Admin Eviyanti Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu rumah tangga, Pendidik Generasi dan Pegiat Literasi

aktivitas sebagai ibu rumah tangga, pendidik generasi dan pegiat literasi

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Harga Beras Mahal: Ironi Negeri Agraris

9 Oktober 2024   20:29 Diperbarui: 9 Oktober 2024   20:40 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh Eviyanti

Pendidik Generasi dan Pegiat Literasi

Indonesia adalah salah satu negeri agraris di dunia. Namun ironi, harga beras di negeri ini terus merangkak naik. Mahalnya harga beras ini dibenarkan oleh Bank Dunia (World Bank), mereka mencatat bahwa harga beras di Indonesia lebih mahal dibandingkan dengan sejumlah negara di Asean.

Seperti yang dikutip oleh media online Liputan6.com, pada hari Sabtu (21-09-2024). Harga beras di Indonesia dinilai melonjak dibandingkan negara lain.

Biaya produksi beras memang telah meningkat, tapi apakah petani juga mendapatkan keuntungan yang layak dari hasil pertanian mereka?

Meningkatkan kualitas benih, bisa menjadi salah satu solusi untuk mengatasi masalah harga ini. Benih berkualitas akan menghasilkan produktivitas lahan pertanian meningkat, yang akhirnya dapat menstabilkan harga beras.

Harga beras tinggi karena biaya produksi tinggi.  Hal ini disebabkan sektor pertanian sudah dikuasai oligarki dari hulu hingga hilir. Sementara negara tidak memberikan bantuan kepada petani. Petani harus mandiri terlebih petani yang sedikit modal. Para petani memang tidak bisa berharap banyak pada pihak pemerintah.

Salah satu penyebab harga beras mahal antara lain adanya pembatasan impor beras oleh negara, sehingga ketersediaan beras menjadi terbatas dan sedikit. Banyaknya ritel milik oligarki yang menguasai bisnis beras pun memengaruhi harga beras menjadi mahal, karena mereka dapat memainkan harga pasar.

Situasi ini berpeluang untuk mendorong dibukanya keran impor beras yang makin menguntungkan oligarki, tetapi menyengsarakan petani. Selain itu juga ada masalah lain, seperti mahalnya biaya produksi pertanian, persoalan cuaca, minimnya ketersediaan modal para petani, hingga rantai niaga yang merugikan petani. Alih-alih segera menyelesaikan, pemerintah justru menjadi salah satu sumber permasalahan. Ini adalah buah penerapan sistem kapitalis. Di mana, negara hanya berperan sebagai regulator dan fasilitator serta berpihak kepada oligarki.

Paradigma Islam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun