Keempat, kebijakan pemerintah tentang impor beras yang memberikan pengaruh besar pada kenaikan harga beras. Kebijakan impor memang merugikan petani lokal. Biasanya harga beras impor lebih murah. Jika pemerintah bergantung pada impor, kemandirian pangan yang diwacanakan selama ini, tentulah tak akan tercapai.
Kedaulatan pangan akan semakin jauh dari harapan. Padahal negeri ini berlimpah SDA yang seharusnya mampu memberi sejahtera. Namun, ketidakmandirian di sektor pertanian ini membuat rakyat Indonesia semakin merasakan derita, bukan hanya langkah petani yang sengsara.
Titik Pangkal Permasalahan
Nyata adanya jika perekonomian kapitalisme makin membabi buta dan membuat rakyat kian menderita. Fungsi negara hanya mengurus regulasi semata bagi para pemilik modal. Akhirnya kita semakin paham jika penguasa tertinggi di negeri ini adalah oligarki.
Aturan yang diberlakukan oleh pemerintah pun sama sekali tidak menyentuh titik pangkal persoalan pangan--berasal dari produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, dan perairan--termasuk beras. Alhasil, karut-marut ketidaksejahteraan pun makin meneror semua kalangan, terutama kelas menengah ke bawah.
Mengapa perekonomian kapitalisme adalah akar masalah? Bagaimana tidak, sistem ekonomi satu ini dilengkapi dengan sebuah sistem politik yang melahirkan banyak korporasi. Ya, demokrasi inilah yang menyamarkan visi politik untuk pangan yang seharusnya menyejahterakan rakyat.
Islam Mengatur Kebutuhan Pangan
Sistem Islam dalam mengelola pangan, tidaklah bergantung kepada negara lain. Ada alokasi subsidi yang cukup dan adil agar para petani sigap memberi andil. Negara harus membantu petani agar mengeluarkan biaya produksi murah sehingga keuntungan yang didapatkan pun sepadan.
Negara di dalam sistem Islam tidak hanya memprioritaskan militer saja sebagai bukti kedaulatan dan ketahanan. Namun, kesejahteraan rakyat menjadi fokus utama sebagai untuk memperkuat kedaulatan. Sehingga kemandirian pangan pasti dilakukan tanpa bergantung pada campur tangan pihak lain terlebih swasta dan asing. Â
Tidak akan ada impor yang melemahkan produsen lokal. Negara akan memusatkan upaya untuk memperluas lahan dan menghidupkan tanah-tanah yang tidak terawat dan mati. Hari ini tak sedikit lahan yang tidak dikelola oleh pemiliknya. Di sisi lain, banyak petani yang tak memiliki lahan memadai untuk digarap dengan leluasa.
Di dalam sistem Islam, jika ada lahan selama tiga tahun tidak dimanfaatkan maka negara akan mengambil alih dan memberikan kesempatan kepada rakyat yang bisa mengelola dengan produktif. Negara akan memantau pasar. Ada aturan tegas yang mengharuskan muamalah tanpa riba, tidak boleh menimbun, apalagi menipu. Semua pengelola pasar harus memahami seluk-beluk muamalah jual beli agar tidak mudah curang dan menzalimi hak orang lain.