Surakarta (13/8). Meskipun terdapat kendala pada pelaksanaan KKN (Kuliah Kerja Nyata) tahun 2020 ini, Universitas Diponegoro tetap melaksanakan program KKN sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat. Hal yang berbeda dari pelaksanaan KKN pada tahun ini adalah lokasi pelaksanaan KKN, jika sebelumnya pelaksanaan KKN ditempatkan di lokasi yang telah ditetapkan oleh LP2KKN maka saat ini mahasiswa melakukan kegiatan KKN di lokasi domisili masing-masing.
Seperti halnya yang dilakukan oleh Fitri Sulistiyawati, salah satu mahasiswi Fakultas Psikologi yang termasuk dalam KKN Tim 2 Universitas Diponegoro tahun 2020. Dengan bimbingan dosen KKNnya, Faik Kurohman, S. Pi., M. Si., Fitri melakukan kegiatan berupa psikoedukasi kepada warga di Desa Nusukan, Kecamatan Banjarsari, Surakarta, Jawa Tengah.
Psikoedukasi yang dipilih oleh Fitri bertema tentang pentingnya menjaga kesehatan mental khususnya di masa pandemi serta pengasuhan positif untuk tetap mendukung tumbuh kembang anak di masa pandemi. "Karena dari hasil asesmen awal berupa wawancara dan survey, banyak warga sekitar yang belum paham tentang kesehatan mental. Kebanyakan warga juga merasakan gejala gejala psikosomatis seperti sakit tenggorokan, demam, dan batuk yang terus menerus sehingga membuat mereka takut kalau mereka terkena covid-19." jelasnya dalam pernyataan tertulis, di Surakarta, Kamis (13/8/2020).
"Selain itu, alasan memilih psikoedukasi tentang pengasuhan positif adalah keadaan pandemi yang menuntut anak untuk bersekolah di rumah sehingga membuat orangtua banyak yang kesulitan. Salah satu warga bercerita bahwa anaknya sering menangis apabila sering dipaksa untuk belajar. Oleh sebab itu, yang bisa dilakukan oleh orangtua tersebut adalah membiarkan anak bermain seharian penuh dan tugas rumah dikerjakan oleh pengasuh atau orangtuanya.", ucapnya saat ditanya mengenai alasan dibalik pemilihan program.
Pelaksanaan kegiatan KKN ini dilakukan dengan cara sosialisasi door to door dan via dalam jaringan (daring) melalui aplikasi whatsapp. Menurutnya metode pelaksanaan tersebut dipilih karena mengikuti saran dari perangkat desa setempa. Berdasarkan keterangan dari Fitri, beliau menghimbau supaya sosialisasi dapat dilakukan seperti itu karena untuk menghindari kerumunan. Warga terlihat antusias ketika diberikan psikoedukasi ini, banyak warga yang mengatakan bahwa informasi yang diberikan dalam psikoedukasi ini baru mereka ketahui saat ini.