Sore tadi penulis mengajak istri dan putri tersayang yang masih berusia 4 setengah tahun jalan-jalan dengan mengendarai sepeda motor ke kemayoran, mungkin untuk kompasianer yang bermukim di jakarta sudah tau bahwa diarea dekat rumah susun dan apartemen setiap malam selalu ada pasar malam dadakan yang dimeriahkan berbagai macam pedagang kaki 5. Dari berbagai macam makanan, mainan anak-anak, sendal. sepatu dan pakaian yang cukup murah harganya.
Seperti biasa Fellice, nama putri dari penulis senang dan bahagia dengan rekreasi yang murah meriah tersebut, setelah lelah bermain di fasilitas hiburan anak-anak yang tersedia disalah satu blok jalan, Fellice mulai melirik jajanan kesukaan dia. Sudah merupakan kebiasaan hasil didikan papa dan mamanya di tidak pernah mau melempar atau membuang sampah bekas jajanan yang dibeli selain ditempat sampah, sepanjang jalan botol minuman yang kosong dan pelastik bekas sosis yang dibelinya terus dipegang sambil matanya mencari-cari sesuatu, awalnya penulis tidak sadar apa yang dicarinya sampai dia berkata, "Pah, kok ga ada tempat sampah ya?".... saya berusaha untuk mencari tempat sampah terdekat disekitar area pasar malam, namun memang sangat sulit ditemukan, meski ada itupun kecil, tapi cukuplah untuk membuang sampah bekas jajanan dan minuman putri kami tersebut.
Karena kejadian itu sepanjang perjalanan pulang dari kemayoran kearah tanjung priok penulis mencoba memperhatikan dan menghitung tempat sampah yang disediakan Pemerintah Daerah untuk warga masyarakat Jakarta, alhasil tak ditemukan satupun, kalo pun ada itu bukan milik Pemda, tapi milik kantor atau pun mini market yang letaknya cukup lumayan jauh dari jalan yang dilewati umum.
Memang mudah menganjurkan masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya, namun permasalahannya adalah, apakah tempat sampahnya sudah disediakan khususnya ditroar-trotoar jalan, tempat-tempat yang biasa menjadi tempat berkumpul masyarakat seperti pasar malam kemayoran.
Melalui tulisan ini penulis ingin sekali menyarankan kepada Pemerintah Daerah khususnya Pemda DKI Jakarta untuk lebih banyak menyediakan tempat-tempat sampah untuk masyrakat umum dan jika memungkinkan diletakan di atas trotoar-trotoar jalan dengan code warna untuk memisahkan jenis-jenis sampah organik, plastik, maupun limbah elektronik dll.
Sebagai orang tua, kami mengajarkan anak-anak kami untuk selalu menjaga kebersihan ditempat umum, namun kami kuatir didikan tersebut bisa membias bahkan diabaikan saat putra-putri kami sedang berada diluar rumah karena kurangnya fasilitas tempat sampah untuk umum.
Jadi jangan selalu salahkan masyarakat saat sampah bertebaran dijalanan, yang perlu diperhatikan adalah apakah sudah disediakan sarana pembuangannya. Semoga tulisan ini bisa menjadi bahan intropeksi pemda DKI untuk menghitung kembali apakah tempat sampah untuk umum sudah mencukupi untuk bisa membudayakan warga Jakarta untuk selalu menjaga kebersihan kota Jakarta tercinta ini.(Photo: Screen Capture Pribadi)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H