[caption id="attachment_316915" align="aligncenter" width="559" caption="Bunda Noto, Ibu sang Capres (liputan6.com)"][/caption]
Bunda sang Capres tidak duduk disofa mahal dan exclusive tapi hanya sofa rotan sederhana dan... Sebuah kipas Angin bukan AC... siapapun yang mempunyai hati nurani pasti berkata " Anak bunda adalah pejuang, bukan pecundang dan bukan pula orang yang mencari peluang demi Uang ".... Bunda Noto, Kami pun berdoa semoga sang Pencipta Alam semesta menjawab doa bunda.... Amin..!!!
Begitulah postingan yang aku buat di facebook dan menguploadnya ke group para Jokower, dan mendapat like dan comment yang cukup meriah. Mungkin seumur hidup, baru kali ini saya merasa ada getaran untuk mendukung salah satu calon Presiden, karena sejak menginjak usia 17 tahun dan mempunyai hak pilih belum pernah masuk dalam kotak suara pemilihan umum alias pendukung setia partai Golput.
Entah apa yang membuat hati ini menjadi pendukung salah satu Capres yang bernama Jokowi dan secara spontan muncul semangat menjadi Jurkam dadakan disosial media meski sampai saat ini saya bukan kader salah satu partai, bahkan partai yang mendukung Jokowi sekali pun.
Awalnya rasa simpati saya berasal dari kebiasaan kelayaban setiap malam bersama anak dan Istri keliling Jakarta untuk sekedar mencari santapan malam ditahun lalu, sebelum musin hujan tiba, baru kali ini saya melihat dari pengerukan kali dan sungai-sungai dilakukan secara serentak, dari kali sunter, kali ciliwung dan entah kali apa namanya yang membelah kedua jalan kearah kemayoran. bukan cuma kali-kali besar namun selokan dan got-got disekitar rumah pun dibongkar dan diperbaiki untuk mempersiapkan datangnya musim hujan.
Timbul kekaguman dalam hati atas upaya Gubernur DKI Jakarta Jokowi yang menurut pengamatan saya belum pernah terjadi dan dilakukan oleh gubernur-gubernur sebelumnya meski waktu kampanye memakai selogan " Banjir, serahkan pada Ahlinya".
Kekaguman saya pun semakin bertambah saat melihat photo bunda Noto ibu dari sang Capres yang duduk dikursi rotan yang sangat sederhana dan dibelakanya berdiri tegak sebuah "Kipas Angin" ya "Kipas Angin"Â bukan AC atau sofa mewah yang biasa diduduki oleh seorang Capres pada saat konfrensi press, seperti yang pembaca lihat pada gambar yang saya posting diatas, Luar biasa,,!! belum pernah saya melihat kesederhanaan yang begitu menggugah hati.
Dan puncak kekaguman saya saat saya membaca berita disalah satu media saat Jokowi menangapi atau berkomentar atas cacian, hinaan, dan fitnah yang secara tidak profesional dan tidak seharusnya dikeluarkan oleh seorang Capres dengan kalimat yang sangat sederhana,
"Mau nyerang silakan, mau ngejek silakan, toh, masyarakat sudah bisa menyaring mana yang benar dan mana yang tidak benar. Mau dukung silakan, mau tidak dukung silakan. Aku rapopo, aku rapopo, he-he-he,"
"Saya tidak pintar debat, tapi kalau mau adu gagasan, sih, boleh," Kata Jokowi menanggapi ejekan dan hinaan lawan politiknya.
Sebuah budaya politik yang patut diteladani, tidak menjelekan, mencari kesalahan yang bersifat pribadi atau bahkan menebar fitnah dan mencari-cari alasan yang bisa dipakai untuk menjatuhkan lawan.