BERSAMA MELAWAN MPOX: LINDUNGI DIRI, LINDUNGI KITA SEMUA
ADKHILNI JANNATA/191241044
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA
Salah satu penyakit yang saat ini menarik perhatian masyarakat adalah cacar monyet. Virus ini pertama kali ditemukan pada monyet pada tahun 1958, tetapi pertama kali ditemukan pada anak-anak pada tahun 1970. Cacar monyet atau monkeypox (mpox) adalah salah satu penyakit zoonosis, atau suatu penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia. Agen penyebab cacar monyet adalah virus monkeypox. Alasan kondisi ini dikenal dengan nama cacar monyet adalah karena kasus pertamanya ditemukan menginfeksi sekelompok monyet penelitian. Meski awalnya ditularkan dari hewan, penularan juga bisa terjadi antarmanusia. Hewan yang paling sering terinfeksi virus ini adalah hewan pengerat seperti tikus dan primata, salah satunya adalah monyet.
Salah satu cara virus cacar monyet dapat menyebar dari hewan ke manusia adalah dengan digigit atau dicakar hewan yang terinfeksi, Faktor lain yang dapat menyebabkan penyebaran virus cacar monyet dari hewan ke manusia adalah dengan memakan daging atau jeroan hewan yang terinfeksi, baik yang belum dimasak atau belum dimasak, kontak langsung dengan bintik merah atau ruam di kulit, koreng atau keropeng, atau cairan tubuh seperti air kencing atau darah dari individu yang terinfeksi virus cacar monyet. Kontak dekat yang berlangsung lama dengan penderita cacar air, khususnya mereka yang terpapar droplet atau melakukan hubungan seksual.
Menurut dr. Nanny Shoraya, cacar monyet punya dua fase utama. Fase pertama, yang disebut fase prodromal, ditandai dengan gejala seperti demam dan pembesaran kelenjar getah bening. Setelah itu, masuk ke fase erupsi, di mana muncul ruam yang awalnya berupa bintik merah. Ruam ini akan berkembang menjadi lepuhan berisi cairan, lalu mengering dan membentuk kerak. Seluruh prosesnya, dari munculnya ruam hingga keropeng lepas, bisa memakan waktu sekitar tiga minggu.
Pemerintah terus mendorong masyarakat untuk mengikuti protokol kesehatan demi mencegah penularan cacar monyet. Beberapa hal yang dapat dilakukan seperti, hindari interaksi langsung dengan hewan-hewan tersebut, jauhi individu yang menunjukkan gejala cacar monyet, seperti demam, sakit kepala, serta munculnya ruam dan benjolan berisi cairan di kulit, cuci tangan dengan sabun dan air setelah menyentuh benda umum, sebelum makan, dan setelah berinteraksi dengan hewan, lalu pastikan untuk memasak makanan, terutama daging, hingga benar-benar matang. Untuk mencegah penularan mpox, hindari hubungan seksual dengan banyak pasangan dan selalu gunakan pengaman. Selain langkah-langkah di atas, disarankan untuk tidak bepergian ke daerah atau negara dengan kasus cacar monyet yang tinggi, seperti Kongo dan wilayah Afrika Tengah.
Vaksinasi juga dapat menjadi cara pencegahan. Di Indonesia, vaksin yang tersedia adalah "JYNNEOS", yang diberikan dalam dua dosis dengan jarak empat minggu. Vaksin ini dianjurkan untuk kelompok berisiko tinggi, seperti contoh orang yang pernah kontak dekat dengan penderita cacar monyet, tenaga medis yang merawat pasien cacar monyet, dan petugas laboratorium yang bekerja dengan vaksin cacar monyet.
Sebagai kesimpulan, dengan memahami cara penyebaran virus monkeypox, seperti melalui kontak langsung dengan hewan terinfeksi atau individu yang menunjukkan gejala, kita dapat mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat. Dengan kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dalam menerapkan langkah-langkah pencegahan, diharapkan kita dapat menanggulangi penyebaran cacar monyet dan melindungi kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
KATA KUNCI: Hewan, Infeksi, Penularan, Virus