Mohon tunggu...
Sudarmadji
Sudarmadji Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Bahasa "Ku" di Zaman Sekarang

14 September 2018   13:09 Diperbarui: 14 September 2018   13:33 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Saat ini banyak terjadi pergeseran makna yang membombardir kekukuhan bahasa Indonesia (Bahasa ku). Keberadaan Bahasa Indonesia mengalami banyak perkembangan dari sejak awal terbentuknya hingga saat ini karena keterbukaannya.

Bahasa Indonesia telah berkembang dengan baik di kalangan masyarakat. Terbukti dengan digunakannya bahasa Indonesia oleh para ibu (khususnya ibu-ibu muda) dalam mendidik anak-anaknya. Dengan demikian, anak-anak menjadi terlatih menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan di masa depan mereka memiliki keterampilan berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia.

Kita juga perlu berbangga hati dengan digunakannya bahasa Indonesia dalam produk-produk perusahaan luar negeri, baik dalam kemasannya, prosedur penggunaannya, maupun keterangan produk yang dihasilkan. Mereka melakukan hal ini untuk mempermudah promosi, sehingga produk mereka laku dipasarkan di Indonesia.Dari contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa keberadaan bahasa Indonesia diakui oleh masyarakat Internasional khususnya para pengusaha asing. Namun di balik itu semua seiring dengan berkembangnya zaman, banyak ditemukan perkembangan bahasa yang menyimpang dari kaidah bahasa Indonesia, seperti munculnya bahasa gaul, bahasa komunikasi kelompok bermain atau bahasa prokem, bahasa SMS , WA dan bahasa yang sedang banyak dibicarakan belakangan ini yaitu Bahasa Alay.

Mungkin dengan munculnya teknologi komunikasi dan informasi dengan jejaring informasi betul-betul membuat dunia lebih datar, seolah-olah tiap individu bebas untuk mengusung produk budaya masing-masing. Sehingga  tidak ada aturan yang benar-benar dianut secara baku seperti tampak dari bentuk bahasa alay yang tidak beraturan itu. Buat Anda generasi dulu atau tua jangan merasa tertinggal jika Anda tidak mampu mengejar istilah-istilah bahasa alay. Karena semakin dikejar, semakin banyak yang muncul lebih aneh lagi, sama banyak dengan yang tersisih karena dianggap lawas dan "jadul".

Jika dari bahasa Indonesia saja kurang di banggakan oleh rakyatnya, maka bagaimana bangsa Indonesia akan mengembangkan kekayaan lain yang dimilikinya.
Maka dari itu, untuk mrnjaga kelestarian bahasa Indonesia, perlu adanya kerja sama antara rakyat serta pemimpin bangsa Indonesia ini. Mari lestarikan bahasa Indonesia di negeri tercinta ini. Jangan takut menjadi anak muda yang tidak gaul karena menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari, melainkan jadilah sosok anak muda yang bisa menjadi inspirasi dan teladan bagi anak muda lainnya untuk mulai mencintai bahasa Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun