"Tepat, kau jorok dan sangat mengganggu!" Jawab laba-laba sekenanya.
"Jadi karena aku sangat menggangu, kau menangkap aku?"
"Ya, kau sangat mengganggu. semua merasa terganggu oleh ulahmu. kau lihat saja, bahkan Manusia pun mual karena kehadiranmu!"
"Tapi kau tidak adil kalau begitu!" protes lalat.
"Kalau kau menagkap aku karena aku dianggap pengganggu, kenapa hanya aku saja yang kau tangkap. bukankah masih banyak hewan lain yang menggangu manusia?" lanjut lalat.
"Karena kau yang tertangkap jaringku, wahai Lalat manis."
"Jaringmu lemah wahai Laba-laba. Jika jaringmu kuat, tentu bukan hanya aku yang kau tangkap!"
"Maksudmu?"
"Ya, jika jaringmu kuat, dan hatimu dipenuhi rasa keadilan, pastilah Si Burung Gelatik atau Burung Gereja sudah kau tangkap. Bukan kah mereka lebih mengganggu kaum serangga kecil seperti kita?"
Laba-laba terdiam
"Atau kau takut, sarangmu akan koyak oleh mereka? Seharusnya, kau berpikir, jika kau tidak melawan mereka, Â justru dirimu akan selalu berada dalam bayang-bayang ketakutan. Bukan hanya kau, tapi seluruh serangga. Bukan hanya aku yang memang serangga jorok. Tapi seluruh serangga yang tak bersalah pun akan terikut dalam ketakutan yang berkepanjangan!"