Pagi itu aku dan teman-temanku berjalan mengelilingi kota tempat aku tinggal, tampak seperti biasa kota nya saat itu, masih seperti dahulu tidak ada yang berbeda sedikitpun. Entah mengapa, dibalik keaadaan kota yang kudiami ini, yang tampak baik-baik saja, aku merasa ada yang kurang, tapi aku tidak tau apa..
Setelah pulang, aku masih saja penasaran. “Sebenarnya apa sih yang kurang..???” tanyaku dalam hati.. karna rasa penasaran ku ini, aku kembali mengitari kota ini.tak lama, Kawan ku berkata, “bentar lagi kita 17-san ya…??”
Mulai terlintas dipikiran ku apa yang kurang. karna perkataan tema ku tersebut aku baru tau, ternyata kota ini berbeda dalam menyambut17 Agustus seperti beberapa tahun silam.. lampu kelap kelip bertaburan, bendera Merah Putih berkibar dimana-mana, gapura bertulisan tanggal kemerdekaan ada dimana-mana.. itu yang dahulu terlihat, namun sekarang, kejadian sebaliknya yang terjadi. Tidak terlihat, lampu kelap kelip, kalau pun ada hanya sedikit, bendera merah putih pun hanya sedikit yang mengibarkan, begitu pun halnya dengan gapura, jarang aku melihatnya…
Kemana rasa Nasionalisme kita..??? itu yang ku tanyakan dalam hati, apa hanya sebatas 60 atau 63 tahun saja kemerdekaan bagi kita.. diusia Indonesia yang ke-65 ini, sepertinya rasa nasionalisme tampaknya sudah mulai pudar.
Apa hanya sebatas ini kita menghargai jasa pahlawan yang telah rela mengorbankan nyawanya untuk memerdekakan Indonesia. Apa salahnya jika kita hanya memperingati kemerdekaan yang telah di perjuangkan oleh Pahlawan yang telah mendahului kita. Sesungguh nya bangsa yang besar adalah bangsa yang bisa menghargai jasa pahlawan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H