Termasuk kebiasaan Rasulullah setiap akan memimpin shalat jamaah adalah merapikan dan meluruskan shaff. Beliau begitu teliti dalam memperhatikan shaff shalat. Tak ada kerapian dalam shaff melainkan akan beliau rapikan. Pernah suatu hari beliau akan memulai shalat jamaah. Ketika akan bertakbir, tiba-tiba pandangan beliau jatuh pada sosok pria yang ada di tengah barisan. Dadanya agak menonjol ke depan, sehingga membuat barisan tidak lurus. Beliau pun menegur, “Wahai hamba-hamba Allah, luruskanlah barisan kalian, atau Allah akan membuat perselisihan pada wajah-wajah kalian!” (HR. Muslim no. 436
Demikianlah sikap Nabi kita صلى الله عليه وسلم ketika hendak melangsungkan shalat jamaah. Beliau begitu serius mengatur dan merapikan barisan (shaff) dalam shalat jamaah. Sampai-sampai beliau mengancam bahwa ketidakrapian barisan mereka di dalam shalat akan membawa konsekuensi berupa bercerai-berainya barisan mereka di luar shalat. Disebutkan dalam riwayat lain beliau صلى الله عليه وسلم berkata ketika merapikan barisan shalat: “Demi Allah, kalian luruskan barisan kalian, atau Allah akan membuat perselisihan pada hati-hati kalian!” (HR. Abu Daud no. 662)
Dari dua hadits di atas, para peneliti dari kalangan ulama menetapkan bahwa ada hubungan yang sangat erat antara lahir dan batin seseorang. Sebagaimana keadaan batin seseorang memengaruhi lahirnya, demikian pula lahirnya, bisa memengaruhi batinnya. Jika lahirnya baik, batin pun ikut baik. Sebaliknya, jika lahirnya buruk, batin pun ikut buruk.
Karena itu lahir dan batin seseorang haruslah baik. Tak cukup ia memerhatikan batinnya semata namun melalaikan lahiriahnya. Begitu pula tak cukup baginya memerhatikan lahirnya namun melalaikan batinnya. Lahir dan batin haruslah diperhatikan kedua-duanya...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H