[caption caption="Salah satu sudut dikompleks gedung Lawang Sewu "][/caption]
 Bagi pembaca yang budiman yang bermukim diwilayah Semarang tentu merasa bangga karena punya ikon kota. Nah salah satu ikon kota dan ikon sejarah perjalanan kota Semarang dari masa Kolonial adalah gedung tua yang sering disebut ‘Lawang Sewu". Lokasi Lawang Sewu berada ditengah kota semarang berhadapan dengan ikon kota Semarang yang lain yaitu Tugu Muda, museum Mandala Bhakti, dan Wisma Perdamaian. Ikon sejarah dikota Semarang tersebut memang berhadap-hadapan karena berada di persimpangan lima arah jalan utama dalam kota Semarang. Bagi pembaca yang dekat atau luar kota yang ingin berakhir pekan bisa menyempatkan datang ke ikon bersejarah tersebut.
  Semarang, kota yang mempunyai sejarah panjang buah dari masa lampau hingga kini. Semarang menjadi ibu kota propinsi Jawa Tengah dan menjadi pintu masuk jalur perdagangan melalui kapal pada abad 16. Semarang pernah menjadi bagian dari kerajaan Islam Demak dan Kerajaan Pajang. Berbekal cerita sejarah Semarang dari abad 15 dapat dicertiakan bahwa Ki made Pandan atau Sunan Pandanaran I dari Demak lah yang membuka perbukitan Pregota atau sekarang dikenal dengan nama Bergota.
Kemudian karena daerah tersebut subur namun tumbuh pohon asam jawa yang jarang - Asem-arang maka disebutlah daerah dengan nama Semarang. Waktu bergulir, setelah wilayah tersebut pada 2 Mei 1547 ditetapkan menjadi kabupaten oleh Sultan Hadiwijaya dari kerajaan Pajang di Kartasura -Solo. Pada 1678 karena utang-utang Amangkurat II Semarang diserahkanlah  pada VOC pada 1705 oleh Pakubuwono I. Setelah kemerdekaan hingga kini, Semarang masih akan menjadi kota yang tak habis kata untuk menuliskannya dalam catatan sejarah.  Â
[caption caption="Interior dalam gedung Lawang Sewu"]
 Siapa yang lupa bahwa Lawang Sewu adalah nama sebuah gedung yang menjadi salah satu ikon di kota "Lumpia" semarang. Gedung tua dengan pelbagai kisah yang mengiringi kokohnya hingga saat ini. Penamaan Lawang Sewu oleh masyarakat  konon karena adalah jumlah pintu yang ada digedung tersebut berjumlah seribu buah..ah aku tak sempat dan malas menghitung ketika kesana heuheu. Gedung yang keseluruhan tiga lantai tersebut (1lantai bawah tanah) selesai dibangun 1907 tersebut merupakan kantor Nederlands Indische Spoorweg Maatschaappij. Â
Dirancang oleh arsitek Belanda Prof. Jacob F.Klinkhamer dan B.J Quendag pada tahun 1903. Lawang Sewu bercerita kepada kita bagaimana pergolakan politik dari masa ke masa. Menjadi saksi pertempuran lima hari di Semarang yang terkenal itu. Bangunan yang mempunyai saluran bawah tanah tersebut yang menjadi khas dari arsitek belanda bisa dilihat hingga sekarang. Bekas-bekas penjara bawah tanah yang pengap dengan ketinggian air selutut masih juga bisa dilihat kok heuheu..Lawang sewu saat ini dikelola oleh PT. Kereta Api Indonesia, pengunjung bisa menikmati wisata sejarah ini setiap hari lho..
 Nah pembaca yang budiman diseberang Tugu Muda ada Museum Mandala Bhakti yang merupakan bangunan pengadilan pada masa kolonial. Bangunan kaku tersebut merupakan gedung dua lantai tersebut pada awalnya memang diperuntukkan untuk gedung pengadilan atau Raad van Justitie bagi orang-orang Eropa di Semarang. Lokasinya berada di depan  bundaran Tugu Muda  atau dulu dikenal dengan persimpangan Wilhelminaplein. Sejarah mencatat gedung ini pernah digunakan sebagai Markas Besar Komando Wilayah Pertahanan II oleh Kodam IV Diponegoro.
Bagi pengunjung yang datang bisa melihat pelbagai persenjataan yang pernah digunakan dalam perang kemerdekaan, termasuk "pertempuran lima hari di Semarang" heuheu. Di lantai 2 pengunjung akan disambut patung Jendral Soedirman, naah dari balik jendela lantai dua ini dapat pula dilihat pemandangan diluar yaitu  gedung Lawang Sewu , Wisma Perdamaian dan Gedung Pandanaran serta lalu lintas simpang lima Tugu Muda heuheu.
[caption caption="View Tugu Muda dan museum Mandala Bhakti, foto dari balkon lt.3 Lawang Sewu"]
Â
 Selanjutnya adalah wisma perdamaian yang sekarang menjadi rumah dinas dari gubernur Jawa Tengah kesayangan kita pak @ganjarpranowo. Gedung tersebut memang tidak dibuka untuk umum, namun kita dapat menikmatinya dari luar gedung heuheu. Gedung yang di arsiteki oleh Nicolaas Harting pada 1754 diperunntukkan sebagai Gauvernenur Van Java's Noord  Ostkust dengan sebutan De Vredestein atau wisma perdamain. Selain gedung-gedung tua yang telah disebutkan  ada Tugu Muda yang menjadi emblem pemkot Semarang.
Tugu tersebut dibangun pada 1951 untuk mengenang perisiwa bersejarah "pertempuran lima hari di Semarang". Tugu berhias lampu warna-warni tersebut dulu merupakan alun-alun Wilhelminaplein. Â Selepas senja adalah saat yang tepat berkunjung ke monumen ini. Masih banyak yang bisa dikunjungi selain tempat-tempat tersebut. Monggo yang mau datang ke JatengGayeng sila merapat heuheu..Dengan adanya situs-situs bersejarah tersebut konklusinya adalah diharapkan kita tidak amnesia pada sejarah..begitu.