Susul menyusul perolehan suara pilpres tampak tidak seseru balapan Moto GP karena posisi satu, dua dan tiga seperti terlem (sticky) di persentasi yang itu-itu saja.
Tapi lain halnya untuk  DPD, Pada Pada 1 Maret Komeng mulai menyalip putri semata wayang Bambang Pacul, Casytha dari posisi ke dua, Lalu sehari kemudian tanggal 2 petang giliran TAJ Yasin, eks Wakil Gubernur Ganjar yang  harus merelakan posisi puncak nya di rebut sang komedian.
Dengan bermodal popularitas sebagai pelawak, komeng berhasil menjungkir-balikkan kalkulasi politik para pengamat. Bukan hanya Putri seorang Ketua Komisi dari partai terbesar yang dikalahkan, tapi TAJ Yasin yang putra seorang Ulama kharismatik kondang dan mantan Wakil gubernur pun harus mengakui elektabilitas Komeng yang lebih mumpuni.
Meski daftar pemilih di Jawa Barat memang lebih banyak dari Jawa Tengah, Tapi tingkat persaingan di Jawa barat lebih ketat dengan banyaknya calon anggota DPD yang maju.
Tercatat ada 54 Calon anggota DPD bersaing di Jawa Barat, sedangkan di jawa tengah ada 13 calon saja.
Bahkan meski bersaing dengan 53 pesaing, Komeng sampai saat ini berhasil meraih 21 persen suara  sementara TAJ Yasin dengan 12 kompetitornya berhasil meraup 20 persen.
Padahal hingga 3 Maret ini suara masuk di propinsi Jawa barat baru 65 persen, sedangkan di Jawa Tengah sudah 84 persen. Artinya masih lebih banyak persediaan suara Komeng yang akan terus ia peroleh.
Dengan perolehan tersebut tentu Komeng pantas melenggang ke senayan dengan kepala tegak. Atau adakah target politik lain ingin dia capai mengingat popularitas dan elektabilitas beliau yang begitu tinggi di Jawa Barat?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H