Mohon tunggu...
Choirun NisaAdiwinata
Choirun NisaAdiwinata Mohon Tunggu... Freelancer - .

.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ayahku yang Hebat

10 Desember 2019   22:54 Diperbarui: 10 Desember 2019   23:07 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku mempunyai seorang ayah yang sangat hebat. Sosok yang senantiasa bekerja keras dan tanpa keluh kesah. Ayah lahir  45 tahun yang lalu. Beliau tidak terlalu kurus atau pun gemuk. Proporsi badannya tergolong ideal dengan tinggi badan berkisar 165 cm dan berat badan 56 kg. Warna kulitnya sawo matang. Sedangkan warna rambutnya adalah hitam pekat. 

Ayah memiliki rambut yang sedikit bergelombang dengan beberapa helai uban yang sudah tumbuh. Dari ciri-ciri fisik yang beliau miliki menunjukkan bahwa beliau asli keturunan Jawa.

Ayah mempunyai hobi membaca. Beliau suka sekali membaca buku-buku filsafat. Di samping itu, beliau juga menyukai film aksi dan fantasi. Hal itu kemudian menurun kepadaku. Ketika ada Big Movies yang tayang di televisi, maka kami akan berbondong-bondong menontonnya. Apalagi jika film yang ditayangkan itu James Bond, Harry Potter, atau Narnia. 

Kami merupakan penggemar berat film fantasi tersebut. Jadi, dapat dipastikan kami akan begadang hingga film tersebut usai. Selain itu, beliau juga kerap mendengarkan instrumen klasik milik Yanni. Ayah berkata bahwa ketika sedang membaca atau belajar lebih menyenangkan dengan mendengarkan instrumen klasik.

Ayah lahir di sebuah desa kecil dengan mayoritas masyarakatnya berprofesi sebagi petani. Oleh karena itu, sejak kecil ayah dididik oleh orang tuanya supaya tekun dan bekerja keras. Hal itu yang beliau tanamkan juga pada anak-anaknya. Beliau mengajarkan kepada anak-anaknya agar melakukan semua pekerjaan dengan tekun dan sungguh-sungguh. Sebelumnya, ayah akan mencontohkan dahulu sehingga anak-anaknya dapat menirunya.

Aku bangga mempunyai ayah seperti beliau. Dari beliau, aku belajar bagaimana cara menjalani hidup dengan berbagai rintangan yang ada. menjadi priadi tangguh dan kuat yang bisa diandalkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun