Siapa yang tak kenal smartphone, benda yang mempunyai banyak kegunaan dan tentunya sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat. Ada yang kurang rasanya jika tidak memiliki smartphone. Di era saat ini, perkembangan teknologi memang begitu pesat. Terutama untuk teknologi komunikasi. Dari kemunculan alat komunikasi yang awalnya memiliki layar monokrom, hanya bisa sms dan telepon saja. Hingga kini fitur-fitur alat komunikasi dikembangkan dan sangat beragam. Dari telepon, sms, mengambil gambar, merekam video Full HD (High Definition), layar sentuh, push e-mail, browsing internet, sosial media, bermain game dan hiburan lainnya sampai bisa dijadikan modem dan wifi untuk komputer dan laptop serta dengan beragam fitur lainnya.
[caption id="attachment_345907" align="aligncenter" width="300" caption="Smartphone"][/caption]
Smartphone sendiri sudah seperti asisten pribadi, alat ini menyimpan data-data penting untuk urusan pribadi, sekolah, dan bisnis. Dan menjadi pengingat untuk hal yang akan dilakukan selanjutnya oleh penggunanya. Saya sendiri pun seperti itu.
Beragam perangkat komunikasi merajalela, mulai dari yang beroperating sistem Java, Android, iOS dan Windows Phone.
Untuk mendapatkan smartphone pun tidak begitu sulit, banyak smartphone yang dijual dengan harga yang sangat terjangkau. Ya walaupun memang menurut istilah orang jawa “Rego Gowo Rupo” (Harga Menentukan Kualitas). Tapi tak sedikit juga yang membelinya.
Besarnya minat masyarakat akan smartphone sangatlah besar, dan daya beli dari berbagai elemen masyarakat juga yang sangat tinggi. Disamping untuk menunjang kebutuhan, ada juga yang untuk menunjang rasa gengsinya. Katanya kalau tidak mempunyai smartphone tidak gaul atau biasa dibilang orang jadul. Bahkan ada yang membeli smartphone mahal hingga belasan juta hanya untuk meningkatkan kelas derajat diantara masyarakat. Berbagai lapisan masyarakat Indonesia dapat dengan cepat mengikuti proses perubahan teknologi tanpa tahu dengan pasti apakah itu merupakan kebutuhan mereka atau hanya mengikuti trend sesaat. Masyarakat seakan berlomba-lomba tidak mau kalah satu dengan yang lain dalam hal smartphone.
Setiap hal memang ada efek posotif dan efek negatif yang ditimbulkan. Tidak bisa dipungkiri smartphone memang sangat membantu manusia dalam beragam kegiatan sehari-hari. Jarak yang jauh pun dapat didekatkan dengan adanya benda ini. Kita dapat mengakrabkan diri kembali dengan teman-teman lama, dan juga saudara yang jauh. Yang dulunya mengirim kabar ke orang yang jauh menggunakan surat, pastinya berhari-hari untuk bisa diterima oleh tujuan, sekarang hanya beberapa detik sudah bisa diterima oleh orang yang dituju. Dengan layanan sms, telepon, bbm, jejaring sosial, dan sampai video call.
Tapi sadarkah anda? Semakin banyaknya smartphone bisa mengubah kehidupan sosial dan kebiasaan manusia? Apalagi jika pemakainya terlalu kecanduan akan smartphone…
Mempunyai smartphone memang tidak bisa dipungkiri membuat hidup kita menjadi semakin mudah, memudahkan komunikasi, menghemat biaya dan waktu tapi juga bisa mengubah banyak hal yang ada di hidup penggunanya.
Pengguna smartphone seringkali tidak sadar, bahwa dirinya membuang banyak waktu untuk sekedar bermain-main dengan teknologi canggih yang dimilikinya. Smartphone akan membuat kita tak peka pada lingkungan. Kita akan disibukkan dengan ponsel sepanjang waktu.
Banyaknya fitur menarik dari smartphone membuat seseorang lupa akan kehidupan sosialnya, menurunnya kepedulian masyarakat terhadap orang-orang yang ada disekitarnya.
Contohnya saja, masyarakat sekarang cenderung lebih suka berinteraksi di dunia maya yang ada di smartphone mereka daripada berinteraksi dan beraktifitas dengan lingkungan sekitar mereka.
Lebih sering memotret makanan sebelum makan daripada berdoa sebelum makan.
Lebih sering memakai maps di smartphone daripada berinteraksi dengan orang untuk menanyakan alamat. Saat bangun tidur, bukan ciuman selamat pagi yang didapat, malah pasangan lebih sibuk membaca status di sosial media.
Saat bertemu dengan teman-teman pun mereka lebih sibuk dengan entah siapa yang mengirim pesan di SMS, BBM, ataupun di aplikasi messenger lainnya. Hingga muncul istilah menjauhkan yang dekat dan mendekatkan yang jauh.
[caption id="attachment_345909" align="aligncenter" width="300" caption="Mendekatkan yang Jauh dan Menjauhkan yang Dekat"]
Masyarakat yang dulunya ramah sekarang berubah menjadi acuh tak acuh, karena orang lebih senang berkomunikasi di sosial media daripada bersilahturahmi di dunia nyata.
Saat mengendarai kendaraan di jalan pun, tak jarang juga kita menemui orang yang menyetir sambil bermain smartphone mereka, tanpa peduli keselamatan diri sendiri dan orang lain.
Bahkan anak-anak kecil jaman sekarang lebih senang bermain melalui smartphone daripada bermain dengan mainan-mainan tradisional bersama teman-temannya.
Anak-anak dan remaja yang paling sering kecanduan akan smartphone, dan akan mengganggu proses perkembangan mereka. Anak-anak kecil yang seharusnya bersenang-senang dengan teman-temannya, menjadi sosok pendiam di rumah dengan smartphone di tangannya. Yang seharusnya bisa bercengkrama dengan orang-orang disekitarnya, menjadi pendiam dan kurangnya rasa percaya diri. Belum lagi masalah penyalahgunaan akan teknologi canggih, dan tanpa pengawasan orang tua.
Kehidupan sosial teknologi sekarang ini sangatlah menyeramkan, tapi inilah proses perkembangan zaman. Mungkin memang menyakitkan, tapi mau tidak mau harus kita hadapi.
Alangkah lebih baiknya kita jangan terlalu kecanduan akan smartphone, gunakan sesuai keperluan kita. Jangan hanya mementingkan gaya dan gengsi namun salah dalam menggunakannya.
Dan tentunya lebih baik jika kita bisa memanfaatkan teknologi dengan lebih bijak.
Komunikasi yang baik bukan hanya semata dengan jari-jari…
Letakkan Smartphone anda,
Lihatlah ke atas…
Dan lihatlah sekitar anda…
Bahwa banyak hal-hal yang berbeda dan lebih baik daripada hanya melalui smartphone saja.
Kita manusia, makhluk sosial. Penting sekali bagi kita untuk bersosialisai dengan lingkungan sekitar.
Jangan biarkan teknologi mengontrol anda, kita bukan manusia yang diciptakan hanya untuk memanfaatkan jari-jari kita saja…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H