Mohon tunggu...
Adivia Humayra
Adivia Humayra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

:)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cara Pengelolaan Karyawan yang Kinerjanya Kurang Baik

19 Desember 2021   18:39 Diperbarui: 19 Desember 2021   19:53 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Berbicara seputar dunia Human Resources, banyak orang terkadang mengeluhkan mengenai kinerja timnya dimana timnya bisa dibilang kinerjanya tidak terlalu bagus atau biasa-biasa saja. Pada kasus seperti ini siapa yang salah? Kita perlu mencari tahu sebenarnya yang salah benarkah timnya ataukah atasannya?

Mayoritas orang menanggapi karyawan dengan kinerja yang buruk yakni dengan cara mengirimkan ke HR (Human Resources) dan mereka menganggap itu tempat dan urusannya HR. 

Padahal HR bukanlah tempat buangan, HR bukan melulu mengurusi karyawan yang bermasalah. Lalu siapa yang sebenarnya harus menyikapi karyawan yang bermasalah? 

Jawabannya adalah atasan dari karyawan itu sendiri, karena atasannya yang mengetahui bagaimana pekerjaan timnya, bagaimana kekuatan timnya, bagaimana kelemahan timnya. 

Lalu bagaimana cara atasan mengatasi karyawan tersebut? Ada beberapa tahap, yang pertama tentu kita tahu yang disebut dengan coaching, dalam coaching session ini antara atasan dengan bawahan itu harus dibangun suatu komunikasi, dimana permasalahannya, apakah karyawan itu sebenarnya sudah paham mengenai pekerjaannya ataukah memang dia belum paham atau bahkan jangan-jangan karyawan tersebut sama sekali tidak mengetahui apa yang harus dia lakukan.

 Ini permasalahan yang sering terjadi pada suatu perusahaan atau pada beberapa perusahaan dimana antara atasan dan bawahan tidak dibangun komunikasi yang baik sehingga karyawan bertanya-tanya apa yang harus dilakukan. 

Sebagai atasan yang baik, seharusnya dapat menjelaskan secara rinci tahapan demi tahapan apa yang harus dilakukan oleh timnya, karena pada beberapa kasus ternyata atasannya yang tidak bisa menjelaskan secara rinci dan detail apa yang harus dilakukan oleh karyawannya. 

Komunikasi antara atasan dan bawahan yang baik ini bertujuan untuk menciptakan sinergi, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik dan juga kinerja karyawan menjadi meningkat yang akhirnya akan mendorong kinerja perusahaan menjadi lebih baik juga.  

Sesi coaching ini tidak hanya dilakukan ketika ada kesalahan, coaching bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja karena terkadang karyawan suka merasa jenuh karena mereka melakukan pekerjaan yang monoton, disitulah peran atasan untuk membangun suatu komunikasi untuk membangun suatu tim yang baik sehingga tim akan menjadi solid. Lalu kemudian tidak berhenti pada tahap coaching, tahap kedua yang harus dilakukan yaitu monitoring. 

Kegiatan monitoring ini bisa berupa diadakannya meeting berkala entah seminggu sekali atau sebulan sekali untuk me-review pekerjaan-pekerjaan yang telah dilakukan. Waktu yang dibutuhkan untuk memonitor bisa 1 bulan, bisa 2 bulan, bisa 3 bulan tergantung dari besar kecilnya kelalaian atau kesalahan pekerjaannya. 

Banyak atasan yang biasanya langsung mengeluarkan Surat Peringatan (SP). Memang dalam Undang Undang No.13 Tahun 2003 ada aturan yang mengatur hubungan industrial mengenai Surat Peringatan ke-1, Surat Peringatan ke-2, dan Surat Peringatan ke-3. Namun ketika mengeluarkan Surat Peringatan tersebut, perlu diketahui terlebih dahulu bagaimana cara kita membenahi, bagaimana cara kita memberi tahu, bagaimana cara kita meng-coaching karyawan tersebut, kalau ternyata karyawan tersebut tetap melakukan kesalahan baru dikeluarkan SP 1, sebaiknya ketika memberikan SP jangan hanya menganut urutan bahwa SP 1 dahulu kemudian jika melakukan kesalahan lagi baru dikeluarkan SP 2 dan apabila melakukan kesalahan lagi baru SP 3, sebaiknya pemberian SP 1/SP 2/SP 3 menyesuaikan tingkat kesalahan yang dilakukan oleh karyawan tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun