Mohon tunggu...
Adittyo Nugroho
Adittyo Nugroho Mohon Tunggu... -

happy is family..

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kartini Dari Kota Sebelah

14 Februari 2015   02:19 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:14 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pagi – pagi sekali dia telah bersiap – siap untuk mengantarkan ibunya kepasar setelah itu dia pulang kembali untuk mengantar adiknya kesekolah dan setelah lalu  dia pergi menuju kampus, perjalan sekitar 40 menit dia lakukan bolak balik tiap harinya demi menggapai cita – cita, cita – cita yang dimiliki oleh semua anak normal, yaitu ingin membanggakan orang tuanya. Dia sebenarnya ingin melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi sejak 2 tahun yang lalu tapi faktor biaya tak mendukungnya dan akhirnya dia bekerja untuk mewujudkan salah satu keinginannya yaitu bersekolah lagi.

Ika Diah Lestari, seorang gadis berpenampilan anggun dan kalem yang banyak menjadi pusat perhatian di tempat dia kuliah. Bukan tentang hal negatif tapi tentang prestasi yang dia raih dalam berbagai bidang non akademik, meskipun begitu bidang akademikya juga tak kalah baik. Kedua orang tuanya dan orang – orang sekitar yang sayang padanya yang telah membuat dia semangat dan membuat dirinya tak pernah patah arang untuk melalui hidup ini. Jarak rumah kampus tak menjadi pengahalang baginya untuk mencari ilmu tapi menjadi sebuah tantangan yang harus dialalui..

Sebenarnya orang tua Ika telah menyuruh untuk ngekos saja karena kasian bila pulang malam karena tidak ada teman yang searah dengan jalan pulangnya, tapi Ika bersikeras untuk tetap tinggal dirumah saja dan memilih bolak – balik tiap hari. Berangkat pagi dan pulang malam ia lakukan tiap hari, orang tuanya telah menunggunya untuk pulang di depan pintu dan tidak akan masuk sebelum sang ‘’kartini’’ pulang. Dia anak pertama dan anak perempuan satu – satunya, anak ketujuh dari 8 bersaudara dan hanya Ika yang ngotot dan berusaha keras agar bisa kuliah. Namun walaupun Ika anak perempuan satu – satunya dia tidak pernah sekalipun minta untuk dimanja – manja, hampir semua pekerjaan dia lakukan sediri.

Haram baginya untuk manja, karena manja menurutnya adalah penghambat proses menjadi dewasa. Dewasa adalah alat untuk mengahadapi hidup ini karena itu dia menjadi lebih dewasa dari pada umurnya. Hal itu juga yang membuat dia menjadi banyak teman walaupu kebanyakan temannya adalah laki – laki dan banyak salah satu dari meraka yang sebenarnya suka pada Ika. Namun entah mengapa Ika tak pernah membalas rasa salah satu dari mereka, mungkin karena misi untuk membanggakan kedua orang tuannya belum terkabul maka dia mengusir dulu rasa – rasa itu. Terlebih lagi pada sang Ibu, karena sedari kecil hanya sang Ibu yang mendidiknya, Ibu menurut Ika bagaikan seorang Ayah sekaligus Ibu yang baik. Sebenarnya dalam hati orang tuanya telah bangga kepadanya, bangga dengan semua hal yang dilakukannya.

Namun Ika masih merasa kurang dan masih belum bisa memberikan yang terbaik bagi kedua orang tuanya apalagi terhadap sang Ibu, orang yang menjadi bahan bakar dalam hidupnya semua yang ibunya katakan sebisa mungkin akan diturutinya bahkan saat pulang terlalu larut malam ibunya melarang dia mandi karena tidak baik mandi malam – malam maka Ika pun mematuhiya. Ibu tiga huruf yang penuh makna dalam hidupnya dan penuh akan filosofi dalam menuju kedewasaan dalam hidupnya.

Saat yang lain merasa bangga di gandeng dan dipeluk mesra oleh sang pacar namun bagi Ika itu hal biasa karena lebih luar biasa bila pergi digandeng dan hangat dalam pelukkan sang ibu ‘’bidadari hidup’’....ibu..ibuu..dan ibu saat engkau ada aku merasa aman dan nyaman di dekatmu, semua perkataanmu adalah amanah bagiku. Ibu bisa membuat engkau senyum adalah hal yang indah dalam hidup ini. Ibu aku akan aku buktikan, aku bisa dan aku pasti bisa melalu ini semua perkataan ini yang selalu ada di dalam hati Ika . Akan aku buktikan bahwa jarak tak akan memutuskan semangat perjuanganku, meskipun aku bukan anak pertama dan tapi aku harus memberikan contoh yang terbaik bagi adikku. Aku tidak boleh menyerah dalam segala hal apapun. Meskipun badai menghadang aku tak akan menyerah untuk melewatinya karena aku yakin Tuhan bersamaku, bersama orang yang mau berusaha dan berdoa.

Kasian mereka yang telah mencari rezeki dan memperjuangkan aku untuk bisa kulliah bila aku bermalas – malasan bila aku hanya bermain – main saja. Saat aku mulai merasa salah arah aku akan mengingatmu Bapak&Ibu, karena hanya engkau penyemangat utamaku. Saat ika tersenyum menyimpan beberapa makna, tak ada yang tau apa maksud dari senyuman itu tetapi gadis berprestasi ini memang suka senyum.

Setiap langkah kulangkahkan dengan mantap demi masa depan yang lebih baik dan bisa mengangkat derajat kedua orang tua, meskipun kini aku belum bila memberikan apa – apa tapi aku yakin cepat atau lambat akan kuberikan kebahagiaan kepada mereka berdua kepada orang yang selama ini telah mendukung diriku dari segala hal dari hal terbesar hingga hal yang terkecil, kalimat inilah yang selalu membuat Ika semangat, hingga pada suatu saat dirinya jatuh sakit karena terlalu lelah. Pada awalnya Ibunya telah curiga dengan muka Ika yang akhir – akhir ini pucat, dan juga pulang larut malam. Ternyata Ika diminta sang dosen untuk menggatikan dia mengajar karena sang dosen sedang keluar kota untuk beberapa bulan.

Sang dosen mempercayakan itu pada Ika karena dia dinilai mampu dan bisa mengerjakan itu, awalnya Ika merasa gugup dan minder untuk melakukan hal itu karena Ika adalah orang pemalu. Tapi lambat laun dia mulai percaya diri menjalankan aktivitas menjadi dosen pembantu dan mendapat respon yang bagus. Jadi selama menunggu diwisuda Ika menjadi dosen pembantu di universitas tempat dia kuliah, sekalipun sang dosen telah kembali dari luar negeri, Ika tetap di percaya untuk mengajar mata kuliah itu. Pada saat diwisuda Ika teryata mendapat nilai kumlaut 4,00. Betapa bangganya sang ibu yang sampai tak tahan meneteskan air mata dan tak menyanka bahwa anaknya merupakan satu – satunya mahasiswa yang mendapatkan IPK 4,00.Setelah diwisuda Ika tetap menjadi dosen dan beberapa bulan kemudian Ika diangkat menjadi dosen di universitas itu.

Sukses adalah impian yang harus orang dapat akan tetapi tergantung dari usaha dan kemauan untuk sukses jangan malu dengan keadaan karena sukses itu pasti banyak rintangan, mulai dari sekarang setting diri kita mejadi orang sukses.......

-good LUCKy-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun