Waktu kita duduk di SMA kita pasti pernah belajar mata pelajaran sosiologi. Mata pelajaran wajib bagi anak IPS ini mengkaji atau mempelajari masyarakat dalam keseluruhulannya dan hubungan-hubungan antara orang-orang dalam masyarakat tersebut (Soerjono Soekanto:14). Dan kita mengenal tokoh-tokoh sosiologi klasik diantaranya seperti Auguste Comte, Herbert Spencer, Karl Marx, Max Weber, dan Emile Durkheim.
Buku-buku mengenai sosiologi dan guru-guru kita yang mengajari mata pelajaran sosiologi pasti memberitahu kita jika Bapak sosiologi dunia bernama Auguste Comte, seorang filsuf berkebangsaan perancis dari abad ke-19. Bukan tidak berdasar Auguste Comte dikatakan sebagai Bapak sosiologi oleh kebanyakan orang, tercata pada 1842 Comte menerbitkan bukunya yang berjudul Le Cours de Philosophie Positivistic serta Comte yang memperkenalkan bidang ilmu sosiologi dan aliran positivisme.
Tapi tahukah kalian bahwa sosiologi menyimpan rahasia dapur yang tidak semua orang mengetahui nya. Apa itu?
Jauh sebelum Auguste Comte yang kita kenal sebagai Bapak sosiologi dunia, ada seseorang sejarawan muslim dari Tunisia yang hangat disapa Ibnu Khaldun (1332-1406) yang telah lebih dulu mendirikan ilmu sosiologi. Buku yang ia tulis banyak di pelajari oleh sosiolog barat berjudul "Mukaddimah (pendahuluan)". Kok bisa? Ya, banyak dari kita yang belum mengetahuinya dan sangat jarang guru-guru sosiologi di bangku SMA mengajari kepada kita.
Ibnu khaldun dikenal sebagai Bapak soiologi islam yang hafal Al-Qur'an sejak usia dini dan yang lebih hebatnya lagi ia adalah ahli politik islam, ia juga dikenal sebagai Bapak ekonomi islam, karena sumbangan pemikiran-pemikirannya tentang teori ekonomi yang logis dan realistis, telah jauh ia kemukakan sebelum Adam Smith dan David Licardo.
Di usianya yang masuk remaja, tulisan-tulisan karya Ibnu Khaldun sudah menyebar ke berbagai penjuru. Di dalam tulisan-tulisannya Ibnu Khaldun sangat mendalam mengkajinya. Ibnu Khaldun sendiri dilahirkan dari keluarga kelas atas keturunan Arab. Leluhurnya memiliki hubungan kekerabatan dengan Wail Ibn Hujr, seorang teman Nabi Muhammad. Dibawah kekuasaan dinasti Hafsiyun beberapa keluarganya memegang jabatan politik penting.
Berbicara Ibnu Khaldun tak lengkap rasanya jika kita tidak mengulik salah satu karya luar biasanya yaitu Mukaddimah (pendahuluan) atas kitabu Al-'ibar yang bercorak sosiologi-historis, dan filosofis. DR. Bryan S. Turner, guru besar sosiologi di Universitas of Aberdeen, Scotland dalam sebuah artikelnya mengatakan "Tulisan-tulisan sosial dan sejarah dari Ibnu Khaldun hanya satu-satunya dari tradisi intelektual yang diterima dan diakui di dunia barat, terutama ahli-ahli sosiologi menerjemahkan ke dalam bahasa inggris. Dan salahsatu buku yang sangat menonjol dan populer adalah Mukaddimah yang merupakan buku terpenting tentang ilmu sosial dan masih terus dikaji hingga saat ini."
Di dalam bukunya (Mukaddimah) ia menganalisis apa yang disebut dengan gejala-gejala sosial dengan metodenya yang khas dan masuk akal yang dapat kita lihat bahwa ia memahami seluruhnya akan gejala-gejala tersebut. Sebagai seorang muslim dan hafidz Al-Qur'an, ia menjunjung tinggi akan kehebatan Al-Qur'an. Sebagaimana dikatakan olehnya, " Ketahuikah bahwa pendidikan Al-Qur'an termasuk syiar agama yang diterima oleh umat islam diseluruh dunia islam. Oleh karena itu pendidikan Al-Qur'an dapat meresap ke dalam hati dan memperkuat iman. Dan pengajaran Al-Qur'an pun patut diutamakan sebelum mengembangkan ilmu-ilmu yang lain."
Penulis hanya ingin siswa-siswa yang saat ini duduk di bangku SMA tahu bahwa jauh sebelum Augsute Comte telah ada seseorang yang sangat luar biasa yang lebih pantas disebut Faunding of Father sosiologi.