Mohon tunggu...
Aditya Trimurti
Aditya Trimurti Mohon Tunggu... -

Blogger lepas tangan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Partai Sri Mulyani Terus Berjuang, Partai Oesman Sapta Menyerah

18 Februari 2013   11:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:06 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menjelang Pemilu 2014 berbagai partai politik tampak menemui jalan terjal, ada yang tersandung kasus korupsi ada juga yang terpecah-belah. Tapi jangan lupakan juga nasib partai-partai yang gagal memenuhi syarat verifikasi KPU. Mereka punya ceritanya masing-masing menuju Pemilu 2014 yang tidak kalah terjal.

Partai Persatuan Nasional (PPN) pimpinan Oesman Sapta terancam dibubarkan.  Setelah ditendang oleh Prabowo dari HKTI, pada awal 2012 Oesman Sapta memlilih membubarkan Partai Persatuan Daerah (PPD) yang bisa dibilang gagal pada Pemilu 2009 lalu. Menjelang Pemilu 2014, Oesman meresmikan PPN namun ternyata KPU menilai partai ini gagal memenuhi syarat. Protes terhadap KPU tentu dilayangkan, namun seiring berjalannya waktu PPN mengindikasikan untuk menyerah dan mungkin menunggu dibubarkan seperti PPD.

Partai Serikat Rakyat Independen (SRI) adalah salah satu partai politik baru yang digadang-gadang akan jadi kuda hitam di Pemilu 2014 nanti karena mengusung sosok Sri Mulyani. Siapa sangka ternyata Partai SRI diumumkan KPU sebagai salah satu parpol yang tidak lolos proses verifikasi. Partai SRI masih berjuang untuk dapat masuk sebagai peserta Pemilu 2014 hingga kini. Melihat kehadiran sosok Sri Mulyani yang hanya dijadikan sebagai ikon, tampaknya Partai SRI bisa langsung kolaps jika gugatannya kepada KPU tidak membuahkan hasil; kecuali ada partai lain yang berniat mengusung Sri Mulyani.

Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) memilih untuk melebur demi memenuhi syarat yang ditetapkan KPU. Proses peleburan ini terlihat sekali sebagai langkah yang tergesa-gesa. Dari komentar-komentar yang dikeluarkan masing-masing parpol terlihat jelas bahwa keduanya masih mengusung egonya masing-masing dan berpotensi menimbulkan konflik tidak berujung selama beberapa waktu ke depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun