Mohon tunggu...
Aditya Surya Wira Pambudi
Aditya Surya Wira Pambudi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

What you want is something that you must reach.

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Legitnya Makanan Tradisional "Cotot"

7 Februari 2021   13:26 Diperbarui: 17 Februari 2021   10:38 1133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Makanan Tradisional Cotot (Foto : Istifa Nastia)

Kabupaten Magelang -- Siapakah yang tidak mengenal makanan tradisional cotot? Ya, mungkin bagi sebagian orang nama makanan tersebut masih cukup asing terdengar. Makanan berbahan dasar singkong ini memang belum begitu terkenal secara luas, namun di desa Pringsari, Srumbung, Kabupaten Magelang makanan ini cukup populer karena beberapa warga desa setempat merupakan pegiat UMKM di bidang makanan tersebut dan warga sendiri sudah sering mengonsumsi makanan yang memiliki cita rasa manis dan gurih itu.

Di desa Pringsari sendiri ada salah satu warga yang memiliki usaha kecil pembuatan makanan cotot, beliau adalah Bu Murni. Wanita paruh baya ini masih terus bersemangat dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dibantu anak dan menantunya, hampir setiap hari Bu Murni membuat makanan cotot untuk di jual di pasar dekat rumahnya. Meskipun terkadang tidak membuat cotot setiap hari karena anak beserta menantunya juga memiliki usaha lain yakni warung Mie Ayam, namun usaha pembuatan cotot tidak terganggu dengan hal ini.

Kelompok 102 KKN Reguler-IT Universitas Muhammadiyah Yogyakarta beserta mitra
Kelompok 102 KKN Reguler-IT Universitas Muhammadiyah Yogyakarta beserta mitra

Kelompok 102 KKN Reguler IT Universitas Muhammadiyah Yogyakarta memutuskan untuk menggandeng Bu Murni selaku pemilik usaha makanan cotot untuk menjadi mitra selama kegiatan KKN berbasis komunitas dalam kurun waktu satu bulan ini. Disana mahasiswa KKN mengamati dan belajar tentang pembuatan cotot, melakukan pengemasan (packaging) produk hingga membantu dalam hal memasarkan makanan tersebut di media online.

Proses Pembuatan

Pembuatan cotot berasal dari singkong. Singkong yang telah di panen kemudian dicuci hingga bersih kemudian di rebus dan dikukus. Setelah itu dilakukan proses penumbukan dan jadilah adonan. Adonan tersebut kemudian di cetak secara manual menggunakan tangan hingga menjadi bentuk makanan cotot itu sendiri. Setelah terbentuk, adonan makanan cotot tadi di belah tengahnya untuk di isi gula agar tercipta cita rasa yang manis. Setelah itu adonan langsung digoreng seperti menggoreng makanan pada umumnya. Setelah matang, makanan cotot pun sudah siap untuk dihidangkan. Sederhana bukan prosesnya?

Pengemasan (Packaging)

Produk makanan dengan pengemasan yang unik dan menarik tentu akan meningkatkan harga jualnya. Salah satu program kerja kelompok 102 KKN IT ialah proses pengemasan. Pengemasan dilakukan dengan wadah yang terbilang cukup kekinian sehingga baik makanan cotot itu sendiri maupun kemasannya nampak cukup estetik yang mampu menarik perhatian.

Pemasaran

Program kerja pemasaran secara online sejauh ini masih dalam proses pengembangan. Dengan rencana pembuatan Instagram Online Shop, diharapkan produk makanan tradisional ini mampu tersebar dan terkenal luas di kalangan masyarakat. Di lain sisi, tentu hal ini akan menjadi peluang yang sangat menguntungkan bagi pegiat usaha makanan tradisional ini. Terlebih di masa pandemi saat ini yang berdampak juga pada perekonomian masyarakat, diharapkan melalui pemasaran online ini pemasaran menjadi lebih efektif dan pendapatan tetap stabil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun