Kalau kita bertanya kepada orang Australia yang sedang berkunjung ke ibukota Canberra kemana tujuan utama mereka, maka sebagian besar akan menjawab ingin melihat New Parliament House atau gedung parlemen baru yang terletak di Capital Hill dan terletak di atas lahan seluas lebih dari 32 hektar.Gedung MPR- DPR nya Australia ini memang telah menjadi salah satu tujuan wisata terpenting di Canberra. Banyak yang bilang kita belum ke Canberra kalau belum mampir ke gedung ini. Karena itu, saya pun tidak melepaskan kesempatan untuk ikut berkunjung ke gedung yang selesai dibangun pada tahun 1988 dan merupakan gedung parlemen baru menggantikan gedung parlemen lama yang sekarang berfungsi sebagai Museum Demokrasi.Sebagai tempat wisata gedung ini dibuka dari pukul 9 pagi sampai 5 sore dan hanya tutup pada hari natal saja. Walau pun fungsi utama gedung ini adalah tempat bekerjanya parlemen Australia yang terdiri dari House of Reperesentative dan Senate, namun karena gedungnya yang memiliki arsitektur yang indah , dipadu dengan koleksi seni dan juga tata letak taman yang cantik, maka gedung ini bahkan lebih terkenal sebagai tempat wisata dibandingkan sebagai tempat kerja. Bahkan pengunjung pun bisa menyaksikan secara langsung sidang yang diadakan oleh anggota parlemen negara kangguru ini pada hari-hari tertentu.
Memasuki kawasan gedung parlemen ini, kita akan langsung terpesona dengan luasnya halaman yang dihiasi taman, kolam , dan juga tiang-tiang bendera. Luasnya halaman dan konsepnya yang terbuka membuat semua orang yang berkunjung merasa ikut memiliki tempat yang menggetarkan jiwa ini. Setidaknya buat warga Australia yang merasa diwakili hak dan suara mereka oleh anggota dewan yang terhormat yang bekerja di gedung ini. Dari kejauhan, warna putih tampak mendominasi gedung parlemen yang di puncaknya berkibar dengan gagah bendera Australiadi puncak tiang bendeera setinggi 87 meter . Konon tiang bendera ini merupakan salah satu tiang bendera tertinggi di dunia.
Asyiknya lagi, setiap orang bisa berkunjung ke gedung ini, melihat taman dan eksteriornya yang indah dan juga masuk ke dalam gedung dan bahkan melihat anggota parlemen sedang bersidang pada setkitar pukul 2 siang pada hari-hari sidang.. Ada beberpa macam tur, yaitu tur swadaya atau tur sendiri dengan hanya berbekal brosur yang tersedia di
information desk. Dengan tur swalayan ini, kita bebas mengmbara di ruang umum yang ada di dalam gedung parlemen , menikmati keindahan taman dan juga beberapa karya seni yang dipamerkan disini.Bahkan di dalam gedung ini juga dipamerkan
Piagam Magna Carta yang memiliki motto “
No Taxation without Representation”, dan merupakan awal berakhirnya kekuasaan absolut para raja dan kaum bangsawan.
Selain itu, kita juga dapat bergabung dengan tur yang dikawal oleh pegawai gedung parlemen sebagai pemandu wisata. Pada jam-jam tertentu bahkan kita dapat masuk ke ruang sidang dan ikut menyaksikan seksi tanya-jawab tentang kebijakan yang dibuat anggota dewan. “
Gedung parlemen ini diresmikan oleh Ratu Elizabeth II pada9 Mei 1988 dan arsitek gedung ini adalah orang Italia yang berhasil memenangkan kompetisi rancangan yang diadakan pada waktu pemerintahan PM Fraser di tahun 1978. “demikian sang pemandu membuka penjelasan dan sekaligus mengajak rombongan kami melihat isi gedung parlemen ini,
Kami juga beruntung karena tanggal 15 September dirayakan sebagao
International Day of Democracy. Bersamaan dengan itu diadakanpameran tentang sejarah demokrasi di banyak negara di dunia ini termasuk peran dan sumbangan Australiadalam bidang demokrasi dan perlemen. Tur kami di dalam gedung berlangsung sekitar 30 menit, setelah itu kami dibebaskan untuk terus menikmati segala kemegahan dan keindahannya . Keindahan gedung yang menjadi kebanggaan rakyat Australia dan sekaligus menjadi bangunan yang sangat dicintai karena rakyat dan pengunjung dapat bebas masuk dan turut menikmati keindahannya.
Ketika kunjungan selesai, kami pun meninggalkan gedung ini dengan kenangan dan kesan yang mendalam, Fikiran saya melayang ke gedung MPR DPR yang juga tidak kalah megahnya di Jakarta. Yang membedakanjnya adalah gedung di Jalan Gatot Subroto itu tampak angker dengan pintu pagar yang tinggi dan selalu tertutup serta dikelilingi pagar besi setinggi lebih dari empat meter nan angkuh. . Bahkan jalan tol di depan gedung ini pun diberi pagarbeton yang khusus digunakan untuk melindungi anggota dewan daripara demostran yang tidak pernah berhenti mengganggu. Gedung parlemen di Canberra memang tidak sama denganGedung MPR DPR di Jakarta! Canberra, Sept 2012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya