Kejahatan memang ada dimana-mana! Walaupun Indonesia terkenal sebagai negri yang berasaskan Pancasila dan penduduknya terkenal sangat agamis, tetapi tidaklah menjamin bahwa kejahatan tidak ada di bumi persada ini. Yang menjadi kambing hitam tentu saja kemiskinan dan ketidakadilan sosial.
Kejahatan dapat mengambil berjuta bentuk, baik dengan menggunakan kekerasan seperti perampokan, penodongan, maupun dalan bentuk yang lebih halus seperti penipuan. Namun selain itu, banyak juga yang menggunakan semacam hipnotis seperti ilmu gaib atau gendam dimana korban dibuat menjadi tidak sadar sementara .
Kalau kita membaca surat khabar baik media cetak maupun media elektronik, marak sekali berbagai jenis kejahatan di Indonesia ini. Terutama di kota-kota besar seprti Jakarta dan sekitarnya yang terkenal sebagai JABODETABEK.
Pengalaman yang terjadi pada diri saya ini kejadiannya sudah cukup lama, sekitar lima tahun yang lalu di daerah pinggiran kota Bekasi.Waktu itu saya masih berstatus pelajar dan mengendarai sepeda motor dengan maksud main ke tempat teman selepas pulang sekolah. Waktu kejadian sekitar pukul5 sore dan dalam keadaan suasana lalu lintas tidak terlalu ramai.
“Adik harap menepi!”. Tiba-tiba saja sepeda motor yang dikendarai dua orang member aba-aba dan melintas mendahului sambil menghalangi jalan saya. Kebetulan saat itu saya sedang berkendara dengan kecepatan santai sekitar 15 kilometer per jam. Maklum di jalan perumahan atau perkampungan yang memang agak sepi dan juga banyak polisi tidur.
Akhirnya saya pun menepi dan dua orang yang berboncengan tadi segera mendekati saya. Mula-mula saya agak sedikit heran akan apa yang terjadi dan mengapa mereka mengehentikan kendaraan saya. Tentu saja karena saya sama sekali tidak mengenal mereka.
“Adik harap ikut saya, tadi di tikungan ada kecelakaan, dan motor yangmenabrak keponakan saya mirip motor adik!”, demikian kata seseorang yang berumur sekitar 30 tahunan dengan nada suara yang tinggi dan terdengar sangat berwibawa. Pada saat itu, walaupun saya mencoba menyangkal, namun tiba-tiba saja satu orang sudah duduk diboncengan danmemerintahkan saya untuk mengikuti sepeda motor yang satu lagi.
Sepeda motor kemudian masuk ke parkir sebuah ruko dan kemudian saya diperintahlkan berhenti.Di sini, orang yang membonceng kemudian meminta saya untuk menunggunya dan dia meminjam motor saya dengan alasan akan segera pergi ke rumah sakit mengantar keponakan yang ditabrak tadi. Anehnya, saya pada saat itu dalam keadaan sedikit terkejut, kaget, dan setengah sadar sehingga mengiyakan saja semua perintahnya.
Sepeda motor saya pun kemudian dibawah oleh orang yang tadi saya bonceng dan saya hanya menunggu di pinggiran ruko. Setalah menunggu sekitar sepuluh menit dan sepeda motor serta orang yang membonceng tadi tidak kunjung datang, barulah kesadaran datang sedikit-dikit dan akhirnya saya sadar bahwa saya sama sekali tidak mengenal mereka. Pada saat yang sama saya baru sadar bahwa sesungguhnya sepeda motor saya sudah dirampas dengan cara setengah halus. Setengah halus Karena mereka sama sekali tidak mengancam dengan menggunakan senjata tajam. Setengah halus karena mereja hanya menggunakan kata-kata yang membuat saya menjadi setengah sadar dan menurut saja apa yang diperintahkan.
Kisah ini, walaupun telah terjadi lebih dari lima tahun yang lalu, tetap menyisakan sedikit trauma buat saya. Yang jelas kalau kita berkendara, tetap harus selalu waspada dan hati-hati. Kita tidak boleh percaya dan juga menurut saja apa yang dikatakan dan diucapkan orang yang tidak dikenal.Dan seandainya kejadian seperti ini terjadi kepada pembaca, seharusnya segera pergi ke kantor polisi dan bukan ikut masuk ke parkiran ruko.
Benarlah bahwa dalam kehidupan sehari-hari kita harus waspada karena kejahatan memang ada dimana-mana.!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H