Kenapa saya memberi judul artikel yang satu ini dengan judul diatas? Saya disini berusaha mengulas fenomena perkembangan pendengar musik. Inget, pendengar musik. Bukan pemain bandnya. Tapi yang mendengarkan. Soalnya banyak fenomena remaja sekarang tuh mendengarkan sebuah musik (lagu) hanya untuk mengikuti tren terbaru dari suatu genre musik tersebut. Ada juga yang ikut-ikutan temannya buat denger suatu lagu dari band yang belum pernah didengarnya sebelumnya. Memang bener ada sisi baiknya, tapi juga ada sisi buruknya. Dan itu yang membuat saya disini sudah geram pengen mengulas kedua sisi tersebut.
Jujur saya sudah pernah merasakan sisi baik maupun sisi buruknya. Pertama, sisi baiknya dulu. Kita semua juga tahu, saat mendengarkan sebuah lagu yang belum pernah kita dengarkan sebelumnya kan selalu ada kalimat, “ini kok gini, ya?” atau semacamnya lah. Dan jika setelah itu kita menikmati lagunya, berarti itu sisi baiknya. Setelah lagu itu berhenti di detik terakhir, pasti kita akan mencari tahu siapa band atau pelantun lagu itu, dari album apa, genrenya apa, serta seluk beluk dari lagu maupun band tersebut.
Pernah saat saya melihat dan mendengarkan video klip lagu Smell Like Teen Spirit dari Nirvana di MTV untuk pertama kalinya, saya menikmatinya meskipun saya belum pernah sekalipun mendengarkan lagu itu. “Gila! Mantep bener nih lagu.” Itu yang pertama kali saya ucapkan setelah lagu itu usai. Memang sebelumnya saya belum pernah mendengarkan lagu dari band Nirvana.
Dan setelah itu, saya mulai deh mencari info tentang Nirvana dan teman-temannya. Waktu itu akses internet masih sulit. Tak ada jalan lain selain bertanya langsung ke Ayah saya. Dan beliau dengan senang hati menjelaskan siapa itu Nirvana dan siapa teman-tamennya Nirvana hehehe. Itu sisi baiknya mendengar musik yang belum pernah di dengar sebelumnya. Kita jadi tahu seluk beluk suatu band ataupun genre music tersebut.
Oke, yang baik sudah. Sekarang gantian yang buruk ya.. kalau pengalaman pribadi sih, sisi buruknya hanya satu. Yaitu kurang menikmati dan membuang waktu. Iya kan? Bayangin aja, kita beli kaset/CD dari suatu band yang kita nggak tau band itu sebelumnya dan hanya tau genrenya saja. Terus kita merasa kurang cocok dengan musiknya dan tetap mendengarkan sampai selesai satu album penuh. Eh jangan se-album deh, satu lagu aja. Pasti rasanya nggak enak kan? Nah anehnya, banyak remaja yang memaksakan mendengar sebuah musik dari genre tertentu hanya untuk ikut-ikutan tren biar dianggap kekinian.
Contoh kasusnya, saya punya teman di jejaring sosial Path yang saya rasa terlalu mengeksplor musikpedianya disana. Dia tahu berbagai genre musik. Mulai rock, grunge, EDM, sampai yang anti mainstram seperti indie-pop dan metal serta punk. Waktu itu dia membuat sebuah moment Now Playing di Path, memutar lagu Implode dari Slayer. Memang itu adalah sebuah single dari album baru mereka. Saya pikir, “Wah.. anak ini benar-benar hebat. Dia mengikuti band sekelas Slayer.”
Besoknya, saat saya bertemu dia. Saya iseng menyetel lagu dari Slayer dari hape saya juga, Raining Blood. Yups.. siapa yang nggak tahu lagu ini? Kalo tahu Slayer, pasti tahu jugalagu ini. Eh.. ternyata dia masih bertanya, “Ini lagu dari band apa? Soundnya berisik banget.” Saya seketika tertawa. Lalu memberitahu bahwa itu lagu dari Slayer. Begitu mendengar kata Slayer, dia langsung duduk sambil mendengarkan. Tapi dengan raut wajah yang terkesan tidak menikmati. Entah perasaan saya saja atau bagaimana, pokoknya terkesan hanya untuk menghargai orang yang memutar lagu tersebut saja.
Dapat disimpulkan bahwa orang itu tadi tidak menikmati musik yang didengarnya dan mungkin 'hanya' mendengarkan beberapa detik aja biar keliatan up-to-date soal musik. Padahal sebenarnya, memaksakan mendengarkan sebuah lagu yang menurut telinga kita masing-masing nggak enak untuk didengar itu nggak nyaman. Misalnya, anda mencoba kuat menghadapi cobaan dari Tuhan untuk mendengarkan lagu metal dengan suara vokal scream yang jelas-jelas ditolak oleh telinga kita 5 menit saja. Gimana rasanya? Tau arti dari lagunya jelas enggak,telinga sakit baru iya hahaha.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H