Menjadi World Class University adalah suatu pencapaian baru yang dimiliki UNS sebagai salah satu perguruan tinggi unggulan di Indonesia, karena dengan predikat World Class University, UNS akan menjadi universitas yang mempunyai jaringan yang lebih luas dari hanya sekedar universitas negeri. World Class University adalah ukuran universitas bertaraf internasional, baik secara status dan kualitas pendidikan. Sejak tahun 2006, Departemen Pendidikan Nasional telah membentuk tim untuk mencari universitas yang akan dikembangkan menjadi World Class University. Selain Indonesia, negara-negara seperti Singapura, Cina, dan Korea Selatan juga mengembangkan universitas di negaranya menjadi World Class University.
Tak mudah bagi UNS untuk menjadi World Class University, banyak kriteria-kriteria yang harus dipenuhi agar UNS menjadi World Class University, antara lain : kualitas penelitian, metode pembelajaran di UNS, kualitas alumni UNS bekerja setelah lulus, dan yang lebih luas lagi adalah seberapa besar UNS mampu menjadi universitas yang mampu bermanfaat bagi dunia internasional. Tanpa kerjasama dan dukungan dari berbagai elemen UNS, berbagai kriteria tersebut tak akan mampu dipenuhi agar UNS menjadi World Class University. UNS Menjadi World Class University bukan hanya label semata yang menunjukan bahwa UNS diterima oleh dunia dengan berbagai karakter pendidikan yang dimilikinya, UNS harus mampu bersaing dengan universitas lain yang bertaraf World Class University. Bersaing dengan kualitas penelitian yang lebih internasional dan mampu bermanfaat bukan hanya bagi nasional tetapi bagi dunia internasional. Saat ini perkuliahan di UNS sebagian sudah dengan system online, sebagian kegiatan civitas akademi juga menggunakan sistem online. Hal ini menandakan metode pembelajaran UNS sudah menuju taraf internasional dengan memanfaatkan sarana multimedia.
Kebudayaan dan kesenian jawa tak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari, kesenian yang melekat di diri seseorang atau komunitas mempengaruhi aktivitas dan karakter diri atau komunitas tersebut, kesenian jawa yang sudah melekat di lingkuan UNS mempengaruhi proses pendidikan dan pembentukan karakter mahasiswa selama beberapa 35 tahun berdirinya UNS, kesenian jawa yang penuh dengan sopan santun, kesenian jawa yang bersinergi dengan alam dan lingkungan mampu mencetak lulusan UNS yang tak hanya bekerja dalam sektor industri atau pendidikan, tetapi juga mampu menjadi lulusan UNS yang mengembangkan kesenian. Sebagai contoh Imam Subekti, seorang seniman Pasar Jaya Ancol lulusan UNS yang sekarang aktif dalam kegiatan seni. Ada pula Yantoto, seniman yang terkenal dengan kerajinan bambunya. UNS yang menjadi wadah bagi calon seniman-seniman mengolah ide kesenian menjadi suatu karya yang bermanfaat bagi orang lain merupakan wujud UNS yang mampu mempertahankan kesenian jawa secara luwes.
Dengan dijadikannya UNS sebagai World Class University diharapkan kesenian jawa yang sudah melekat lama di komunitas kampus tak menjadi hilang karena iklim globalisasi internasional . Menjaga jati diri budaya jawa adalah panggilan hati bagi seluruh komunitas yang mendiami di UNS, kesenian jawa yang telah “membumi” di UNS diharapkan tidak pasif dan hanya sebagai sejarah semata, kesenian jawa di UNS harus diwujudkan dalam bentuk penelitian ilmiah, pentas, pameran, serta penanaman karakter jawa dalam kehidupan sehari-hari.
Penelitian ilmiah di UNS tentang kesenian jawa membuka dan memberi wadah bagi eksistensi kesenian jawa agar dikenal dunia, UNS yang menjadi World Class University membuka kesempatan bagi hasil-hasil penelitian ilmiah dikenal secara internasional. Mayoritas masyarakat dunia sangat menyukai kesenian tradisional jawa seperti seni tari, seni suara, dan seni kriya. Kebanyakan dari masyarakat dunia menyukai kesenian tradisional karena keunikan dan keanekaragaman bentuk kesenian jawa, hal tersebut menjadi tanggung jawab tersendiri bagi seluruh elemen di UNS untuk mengenalkan kesenian jawa baik secara akademis ataupun non akademis. Pengembangan kesenian jawa secara akademis dan non akademis harus seimbang, karena kesenian jawa bukan hanya ilmu akademis semata, tetapi juga visualisasi karakter diri.
Dengan predikat UNS sebagai World Class University, maka mengadakan seminar atau workshop bertaraf internasional yang diikuti delegasi dan peserta dari luar negeri adalah kegiatan wajib tahunan. Tidak hanya peserta dan pembicara saja yang berasal dari luar negeri, tetapi dialektika dan isi seminar tersebut juga perlu dijadikan tolak ukur kualitas seminar. Terkadang pada saat-saat seminar banyak peserta merasa jenuh dan mengantuk. Kesenian jawa yang digemari warga dunia juga dapat masuk ke dalam seminar bertaraf internasional tersebut dengan kemasan yang menghibur dan menyegarkan pikiran. Tarian jawa, sastra jawa berupa geguritan, dan seni suara berupa langgam jawa dapat menjadi hiburan yang menarik disela-sela seminar. Secara tidak langsung pementasan kesenian-kesenian jawa disaat seminar internasional maupun nasional mampu menularkan semangat berkesenian pelaku seminar dan pemain kesenian tersebut.
Menjadi World Class University sejatinya bukan masalah eksistensi UNS di dunia semata, tetapi sebuah pandangan baru bagi proses pendidikan di UNS. Proses pendidikan di UNS menjadi lebih bersinergi dengan perkembangan jaman dan permintaan pasar. Sama seperti dua mata uang yang memiliki bentuk yang berbeda, predikat sebagai kampus bertaraf World Class University selain memberikan dampak positif, juga memiliki sisi dampak negatif. Perlu sikap selektif dan inovatif menjadi universitas yang berpredikat World Class University, sikap selektif dengan menyeleksi apa yang tidak selaras dengan visi dan misi UNS itu sendiri, dan berinovatif mencari cara agar visi dan misi asli dari UNS tidak hilang atau kabur. Tidak dipungkiri jika kesenian jawa juga akan hilang di komunitas UNS jika nanti dengan segala aturan sebagai World Class University digunakan tanpa selektif dan memiliki alternatif cara untuk menanggulangi degradasi kebudayaan di komunitas UNS. Sebenarnya tak perlu takut UNS menjadi World Class University, selama semua yang menjadi bagian dari UNS mampu secara bersama-sama menyelesaikan akar dari degradasi kebudayaan di UNS, yaitu sikap sikap sadar akan pentingnya kebudayaan bagi proses pendidikan di UNS.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H