Mohon tunggu...
Aditya Rian
Aditya Rian Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Passionately Curious Marketeer | FEUI 2009 | Ducks walk together, Eagle flies alone, Humans Collaborate.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

(Merasa) Benar Karena Biasa, Biasa Melakukan Kesalahan

3 Agustus 2013   01:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:41 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak dari kita yang tidak sadar membenarkan kesalahan. Penulis pun sama. Membenarkan kesalahan yang dianggap sudah umum dilakukan.

Menyogok polisi, lumrah lah. Tidak mengenakan helm, yasudahlah. Membeli DVD bajakan, biarinlah.

Sudah biasa.

Ah semua orang juga gitu. Nggak apa-apa lah, sekali ini.

Lebih parahnya lagi saat sudah biasa melakukan kesalahan, kemudian merasa benar diatas kesalahan yang dilakukan.

Gue nggak bilang kalo gue gak pernah lewat jalan itu. Gue pernah bro. Tiap malem kalo kosong gw pasti lewat situ. Tapi kalo ada pengendara yang sah lewat, gue pasti minggir sebisa mungkin, kalo perlu berhenti. Kalo perlu naik trotoar. Karena gue sadar, gue salah. Setidaknya kesalahan gue nggak mengganggu lo.

Nah ini sudah menyerobot jalan, lalu menghardik pengguna yang sah. Ini keterlaluan. Dimana logikanya? Gue nggak paham sih.
Orang yang salah, dan sadar bahwa dirinya salah, itu masih bisa dimaklumi.

Orang yang salah, dan tidak sadar bahwa dirinya salah - terlebih merasa benar? Ini yang perlu dibantai!

Dan gue pikir terlalu banyak orang tipe ini di jakarta. Salah dan merasa benar. Merasa benar karena biasa.

Pedagang kaki lima, preman, calo, hakim, polisi sampai korporasi, pejabat negara, presiden, mahasiswa...

Apa kesimpulannya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun