Latar belakang masalah bermula dari peserta didik SMP yang masuk ke SMK belum mengenal budaya industri serta belum terbentuknya mindset industri animasi sebagai dasar awal. Praktik ini penting untuk dibagikan karena akan memberikan gambaran besar kepada peserta didik di SMK Animasi tentang hal apa saja yang mereka harus ketahui dalam awal pembelajaran serta mampu membedakan dan menyambungkan seluruh alur pipeline industri serta nantinya dapat memilih divisi sesuai dengan minat dan kemampuan setelah mereka mempelajari seluruh pipeline-nya.Â
Peran dan tanggung jawab saya sebagai guru untuk memberikan kemudahan dan fasilitator dalam diskusi dan praktek peserta didik mulai dari mengenali terlebih dahulu, bisa membedakan antar satu divisi di pipeline dengan divisi lain melalui Problem Based Learning, sampai siswa nanti dapat membedakan dengan baik masing-masing divisi dan pada akhirnya memilih divisi sesuai minat dan kemampuan peserta didik.
Pada saat pembelajaran dasar animasi siswa diminta untuk dapat membedakan divisi dan mengetahui pipeline animasi yang nantinya akan menjadi makanan sehari-hari untuk siswa dimasa depan. Untuk menunjang daya kerja di masa depan para siswa jurusan animasi terutama di kelas 10 harus mengerti beberapa divisi dan tahapan-tahapan dalam produksi animasi.Â
Dalam pembelajaran video pipeline animasi ini menggunakan model pembelajaran problem based learning model pembelajaran ini sangat membantu dalam memecahkah suatu masalah melalui sintaks yang relevan dengan kehidupan masaakini yang dituntut untuk memecahkan segala macam masalah dengan sistematika ilmiah masakini.
Tantangan selama pembelajaran tentu saja banyak mulai dari menyiapkan materi yang bisa disebut "one-bite" dimana mudah dicerna oleh peserta didik materi dari pipeline industri ini.
Pada saat memulai pembelajaran guru mengawali dengan membuka kelas dengan salam sapa, kemudian dilanjutkan dengan berdoa dan dan memulai denganasesmen awal dengan beberapa pertanyaan yaitu "apakah kalian pernah melihat proses pembuatan animasi 3d?", setelah itu terjalin interaksi dua arah, siswa dan guru saling menanggapi pertanyaan dan guru bertugas mengarahkan diskusi ke dalam topik pembelajaran.Â
Setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu memahami proses pembuatan animasi 3d, dan menjelaskan pipeline yang yang digunakan industri dalam pembuatan animasi 3d. Kemudian guru menjelaskan dan memberikan pertanyaan terkait proses pembuatan karya animasi 3d. Dalamrangka menunjang pembelajaran problem based learning guru membagi kelas kedalam beberapa kelompok belajar, dimana setiap kelompok memiliki koordinator untuk memimpin kelompok belajar.
Pada sesi terakhir setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas dan kemudian timbul tanyajawab dari siswa dan komentar yang membangun dari guru. Setelah semua kelompok selesai mempresentasikan hasil diskusinya, guru memberikan refleksi pembelajaran dan pembelajaran ditutup dengan doa dan salam.
Dampak dari aksi langkah-langkah yang dilakukan tentu saja ada, sangat membantu guru dalam membagi konsentrasinya, menyiapkan segala hal secara internal dari guru sendiri menjadi lebih fokus, walaupun hasilnya belum efektif, karena ada beberapa kendala teknis dan koordinasi antar team yang cukup singkat dan diulang tiap 12 hari ini menjadikan pengalaman shoot and edit yang cukup melelahkan jika kita analogikan 90 menit adalah film panjang dan itu harus dalam sekali ambil rekaman nya atau nama kerennya "One Take Film" yang harusnya membutuhkan persiapan panjang dan harus meminimalisir kendala teknis karena hanya bisa diambil satu kali, hal ini sangat menghabiskan energi dan membutuhkan konsentrasi dan persiapan tinggi.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H