Mohon tunggu...
Aditya Putra
Aditya Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemilu 2024 ; Kepemimpinan Indonesia di Era Modern dan Tantangan Global

9 September 2024   11:31 Diperbarui: 9 September 2024   13:26 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Aditya putra Ayuni (025) 

Tanggal 14 Februari ini, bangsa Indonesia akan menjalani pemilu serentak untuk memilih presiden dan wakil presiden serta anggota legislatif. Pemilu ini tergolong pemilu yang rumit, pelik, dan banyak intervensi kekuasaan.

Meskipun pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah dua periode (2014-2019 dan 2019-2024), syahwat untuk tetap mempertahankan kekuasaannya membuat jalannya pemilu sekarang ini menjadi tidak mudah.

Sejak awal pemilu ini, nuansa politik dari kemunduran demokrasi di Indonesia sangat kuat. Mulai dari usulan perpanjangan masa jabatan presiden menjadi tiga periode, pembahasan penundaan pemilu, hingga kajian substantif syarat usia calon presiden (kapres) hingga calon wakil presiden (kapres) ke Mahkamah Konstitusi (MK), hingga kentalnya nuansa nepotisme yang berujung pada terbangunnya dinasti politik.

Seolah-olah itu belum cukup, juga mengatakan bahwa presiden dapat memihak dan berpartisipasi dalam kampanye, jika peraturan mengizinkan.

Semua ini pada akhirnya memancing tanggapan kritis dari para sarjana, peneliti, dan profesor di puluhan kampus, Mereka menyatakan keprihatinannya dan mendesak presiden untuk tidak menggunakan kekuasaannya untuk ikut campur dalam pemilu.

Masalah etika dan praktik tidak adil menjadi prioritas utama, Pemilu yang merupakan bagian dari demokrasi yang penuh nilai dan etika dinodai oleh antek-antek presiden.

Pelanggaran terhadap etika dan peraturan yang ditujukan pada "asas menang dan asas berkuasa" semakin nyata. Demokrasi tidak boleh direduksi menjadi sekedar pergantian kekuasaan dan distorsi maknanya.

Kedaulatan harus tetap berada di tangan rakyat, bukan di tangan penguasa, elite, atau institusi politik, Pemilu harus dikaitkan dengan demokrasi, penuh nilai-nilai untuk menjamin persaingan/persaingan yang sehat, beradab, bebas dan adil.

Mengevaluasi kepemimpinan Indonesia di zaman modern dan tantangan global Di tengah gejolak dunia dan kemajuan teknologi, kepemimpinan Indonesia berada pada posisi yang penting. Dengan sumber daya yang kaya dan budaya yang beragam, negara kita harus mampu menghadapi perubahan yang cepat dan kompleks dari waktu ke waktu. Namun apakah para pemimpin kita cukup fokus dan kreatif untuk menghadapi tantangan dan peluang saat ini? Kami akan mengkaji beberapa aspek penting dari pemerintahan Indonesia tahun ini.

 1. Menghadapi tantangan global Indonesia: sebagai negara berkembang dan negara terbesar keempat di dunia harus siap menghadapi berbagai tantangan global. Permasalahan perubahan iklim, ketidakstabilan perekonomian global dan persaingan teknologi merupakan permasalahan yang tidak bisa diabaikan begitu saja. Para pemimpin Indonesia harus mampu merumuskan kebijakan yang tidak hanya berfokus pada keuntungan jangka pendek, namun juga merencanakan masa depan. Misalnya, inisiatif pemerintah untuk mengurangi emisi karbon dan berinvestasi pada energi terbarukan merupakan insentif yang penting. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun