Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarrakatuh
Pada tulisan saya kali ini, saya akan melanjutkan pembahasan mengenai berbagai permasalahan yang banyak dialami oleh Klien dengan permasalahan kecanduan Narkotika dan apa yang saya akan bahas kali ini ada kaitannya dengan artikel sebelumnya dengan Judul "Spesial dan Uniknya Pembimbingan Klien Narkotika di Bapas Kelas I Denpasar"Â dan "Konseling Lanjutan Pembimbingan Klien Narkotika di Bapas Kelas I Denpasar".
Seperti yang pernah saya bahas sebelumnya, Klien Narkotika tentunya memiliki latar belakang penyebab dan riwayat penggunaan narkotika yang berbeda-beda.Â
Kali ini saya akan khusus membahas permasalahan-permasalahan yang biasanya muncul dan dialami oleh mereka. Krisis kepercayaan diri, salah satu hal yang sangat mendasar dialami oleh Klien Narkotika apalagi yang kebanyakan berasal dari jebolan WBP (Warga Binaan Pemasyarakatan) di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas).Â
Materi mendasarnya adalah penerimaan Klien dalam keluarga kembali utamanya, selanjutnya di lingkungan sekitar masyarakatnya. Perlu adanya dukungan sosial dari keluarag, sanak saudara dan masyarakat setempat, serta upaya motivasional kepada diri pribadi Klien untuk meningkatkan kepercayaan dirinya di tengah masyarakat, menjadi modal awal dalam proses pemulihannya dari kecanduan narkotika.Â
Selanjutnya baru melangkah kepada penguatan pemulihannya, biasanya akan muncul (trigger) atau pemicu seseorang ingin memakai narkotika kembali, hal ini dapat disebabkan oleh banyak hal diantaranya : (stressor) tertentu bisa dari dalam diri maupun dari luar diri Klien (permasalahan yang muncul dari masalaha dalam diri maupun masalah yang ditimbulkan akibat interaksi dengan orang lain disekitarnya), selanjutnya berkaitan dengan tempat dan suasana dimana diri Klien biasa memakai narkotika misal kamar, kamar mandi, penataan ruangan, warna cat, spot-spot tertentu di kamar pribadi jalan tempat mengambil tempelan dan membeli narkotika, kemudian trigger dapat muncul pula karena diakibatkan oleh alat-alat penggunaan narkotika yang dulunya Klien gunakan sebagai media pemakaian narkotika misalnya botol air mineral, dan kemasan minuman kaca, pipet-pipet tertentu, serta merk korek yang biasa digunakan sebagai media penggunaan sabu oleh Klien misalnya.Â
Terakhir adalah dari pergaulan dan interaksi dengan orang lain, misalnya bertemu dengan teman lama yang pernah mengajaknya menggunakan narkotika, atau pernah menggunakan narkotika bersama, pembicaraan-pembicaraan atau topik bahasan yang mengarah kepada pemakaian dll.Â
Beberapa hal di atas adalah masalah-masalah yang sangat mungkin dihadapi oleh Klien dengan kecanduan Narkotika selama masa pemulihannya. Hal ini tentunya akan menjadi topik yang sering dibahas dalam setiap pembimbingan atau konseling dengan mereka.Â
Tugas kita selaku pembimbing atau konselor, adalah memberi penguatan kepada Klien, agar dirinya mampu peka dan sadar lebih awal kepada kemampuannya, dan jangan sekali-kali memberikan toleransi terhadap hal-hal yang menjadi pemicu trigger dari dirinya.Â
Keterampilan dalam mengalihkan pikiran dan mengelola pikiran menjadi kunci yang penting pada diri Klien, agar dirinya mampu bertahan dengan pemulihannya, serta mampu melewati peristiwa-peristiwa yang dapat memicu trigger dirinya tersebut.Â
Sekali lagi, Klien dengan narkotika tidak bisa sembuh, hanya dapat pulih dari kecanduannya. Sekian dulu yang dapat saya bagikan dalam kesempatan kali ini, mudah-mudahan dapat membuka sedikit pengetahuan kita di dunia adiksi dan pemulihan Klien dengan tindak pidana narkotika. Jika ada pertanyaan dan ingin sharing terkait dunia adiksi, bisa kontak saya di alamat email : aditya.pratama.psikologi@gmail.com, terima kasih banyak atas atensinya ya.