Mohon tunggu...
Aditya Pratama
Aditya Pratama Mohon Tunggu... Guru - Guru, tukang main game dan suka iseng nulis

Mengajar adalah hobi Main game adalah hiburan Menulis hanya keisengan saja

Selanjutnya

Tutup

Balap Pilihan

Mengenang Jules Bianchi

17 Juli 2018   19:43 Diperbarui: 17 Juli 2018   19:46 851
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanggal 17 Juli akan selalu diingat dan dikenang oleh segenap pecinta balap, khususnya balap F1. Ya tepat 3 tahun yang lalu di tanggal 17 Juli 2015, dunia balap F1 dikejutkan dengan kabar meninggalnya salah satu pebalap F1, Jules Bianchi setelah mengalami koma selama 9 bulan akibat kecelakan di sirkuit Suzuka Jepang, saat digelarnya latihan bebas dibawah guyuran hujan yang sangat deras dan mengganggu penglihatan. 

Bianchi kehilangan kendali mobilnya saat melewati tikungan dalam kecepatan tinggi dan menghantam mobil crane yang tengah memindahkan mobil pebalap lain. Bianchi langsung mendapat perawatan dan dibawa kerumah sakit setempat dan menjalani operasi, kemudian dipindahkan ke rumah sakit di Perancis dan terus berada di rumah sakit tersebut dalam keadaan koma hingga akhirnya ia dinyatakan meninggal.

Perayaan Bianchi dan timnya, Marussia setelah berhasil meraih poin
Perayaan Bianchi dan timnya, Marussia setelah berhasil meraih poin
Nama Jules Bianchi mungkin tak seterkenal Vettel, Hamilton, dan Alonso yang pernah memenangi gelar juara dunia. Prestasi terbaik Bianchi hanyalah finish ke-9 di GP Monako 2014 bersama tim Marussia. 

Meskipun begitu, Bianchi adalah pebalap muda potensial di saat itu, ia pun menjadi bagian dari pebalap muda Ferrari, bukan tidak mungkin jika ia masih hidup ia akan membalap untuk Ferrari. Bianchi sendiri memulai karirnya dari ajang karting di usia 3 tahun, lalu di 2007 ia melanjutkan karir di ajang Formula Renault 2.0 dengan keluar sebagai juara, kemudian ia mencoba berkarir di ajang Formula 3 Euro. 

Pada 2010 ia masuk ke ajang GP 2 dan finish di posisi 3 pada akhir musim tersebut. Bianchi memulai debutnya di ajang F1 pada tahun 2013 di GP Australia bersama tim Marussia, ia sebenarnya bisa saja memulai debut setahun sebelumnya, namun sayang ia kalah dari Adrian Sutil dalam merebutkan kursi di tim Force India.

Charles Leclerc, murid yang sudah dianggap adik sendiri oleh Jules BianchiF1GrandPrix - Motorionline
Charles Leclerc, murid yang sudah dianggap adik sendiri oleh Jules BianchiF1GrandPrix - Motorionline
Meskipun Jules Bianchi kini telah tiada, namun ia akan selalu diingat dan dikenang oleh pecinta balap F1 sebagai pebalap penuh potensi yang harus meninggal di usia sangat muda. 

Selain itu, kini murid yang sudah dianggapnya seperti adik sendiri sudah berhasil membalap di ajang F1 dan bahkan sudah mampu melampaui prestasinya, orang tersebut adalah Charles Leclerc, dan bukan tidak mungkin Leclerc akan menjadi pengabul mimpi dan harapan seorang Jules Bianchi (juga keluarganya) untuk membalap di Ferrari. Hal yang pastinya akan membuat Jules Bianchi tersenyum bahagia diatas sana.

#ForzaJules #NeverForgotten #JB17

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun