Mohon tunggu...
Aditya Pratama
Aditya Pratama Mohon Tunggu... Guru - Guru, tukang main game dan suka iseng nulis

Mengajar adalah hobi Main game adalah hiburan Menulis hanya keisengan saja

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hebohnya Mencari Bangku di Tahun Ajaran Baru

16 Juli 2018   18:25 Diperbarui: 16 Juli 2018   18:35 574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana setiap tahun ajaran baru, orang tua sibuk mencari bangku untuk anaknya, Sumber : Merdeka.com

Mulai hari ini, Senin 16 Juli 2018 sebagian besar sekolah memulai hari pertamanya di tahun ajaran 2018/2019. Seperti sudah menjadi tradisi (entah dari kapan) bahwa hari pertama sekolah adalah hari dimana orang tua akan berusaha datang se-pagi mungkin, bahkan sebelum gerbang sekolah dibuka, hal ini dilakukan untuk mendapatkan posisi duduk yang terbaik bagi anaknya. Selain datang se-pagi mungkin, tidak jarang ada orang tua yang menginapkan tas sekolah anaknya sedari malam sebelumnya, menempelkan secarik kertas bertuliskan nama anaknya di meja/bangku atau yang lebih ekstrem adalah orang tua tersebut yang menginap di sekolah (sungguh pengorbanan orang tua). 

Sebagian besar orang tua beranggapan bahwa dengan mendapatkan tempat duduk yang ideal dan sesuai keinginannya (bukan keinginan sang anak) akan berpengaruh terhadap hasil belajar si anak kedepannya. 

Dengan duduk di depan dan dekat dengan guru, orang tua yakin anaknya akan lebih memerhatikan sang guru, orang tua tidak ingin anaknya duduk dibangku paling belakang, karena akan membuat sang anak tidak diperhatikan dan memperhatikan sang guru. 

Sebuah anggapan yang bisa dibilang keliru, karena dimana anak tersebut duduk tidaklah berpengaruh besar terhadap hasil belajar anak tersebut di sekolah. Pun terhadap perhatian dari guru, seorang guru akan berusaha sebaik dan sekeras mungkin untuk memberikan perhatian terhadap setiap muridnya.

Prestasi seorang anak tidaklah ditentukan dari tempat duduknya, alih-alih meraih prestasi, anak akan terbebani dan terganggu psikologisnya jika dipaksakan berada di tempat duduk yang tidak diinginkannya, karena tidak selamanya keinginan orang tua sejalan dengan keinginan anak.

Maka pada prosesnya nanti guru akan merotasi tempat duduk terhadap semua anak, agar setiap anak dapat merasakan kelebihan dan kekurangan dari lingkungan kelasnya. Kepada setiap orang tua, daripada heboh rebutan bangku, lebih baik dukung, bimbing dan pantau anaknya untuk meraih prestasi yang diingikan. Selamat memulai tahun ajuran baru!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun