Perhelatan Piala Dunia 2018 di Rusia telah berakhir semalam, dengan Perancis keluar sebagai juaranya setelah mengalahkan Kroasia dengan skor 4-2. Semua pemain serta jajaran staf pelatih Perancis berlari dengan bahagianya setelah wasit meniup tanda berakhirnya laga di Luzhniki Stadium.
Hal itu kontras dengan apa yang terjadi pada para pemain dan staf pelatih Kroasia yang terduduk dan tertunduk lemas setelah akhir dari perjalanan panjang mereka yang melelahkan di Piala Dunia 2018 ini harus berakhir dengan antiklimaks. Satu dari sekian banyak pemain yang bersedih terdapat satu pemain yang terlihat begitu sedih, ya dia adalah Dejan Lovren.
Dejan Lovren adalah bek Kroasia di pertandingan semalam, tidak semua orang mengenalnya, dia juga bukan termasuk jajaran bek besar dunia seperti Pique, Ramos, Chiellini atau Bonucci. Lovren juga lebih dikenal pecinta sepakbola sebagai bek "lawak" saat membela Liverpool FC, sangat jarang ia mendapat pujian.Â
Namun di musim 2018 ini Lovren menunjukkan kualitas terbaiknya, ia berhasil membawa klub dan negara yang dibelanya mencapai babak Final dua turnamen besar dan utama. Namun hasilnya sama, 2x kalah dan 2x pula ia harus menangis di akhir pertandingan.
Namun sayang dua blunder penjaga gawang Liverpool FC, Loris Karius dan gol indah dari Gareth Bale harus membuat Lovren memupus mimpinya meraih trofi Liga Champions pertamanya. Lovren begitu sedih dan terpukul setelah laga tersebut.
Lovren bertekad bangkit dari hasil mengecewakan di laga Final Liga Champions 2018, ia melangkah dan menatap kedepan dengan penuh keyakinan bersama timnas Kroasia di Piala Dunia 2018. Lovren tampil baik selama Piala Dunia 2018, dan puncaknya ia berhasil membawa Kroasia mencapai babak Final Piala Dunia 2018, melampaui catatan terbaik mereka 20 tahun silam yang hanya mampu mencapai babak semifinal setelah dikalahkan Perancis dan menjadi juara ketiga. Â
Partai Final Piala Dunia 2018 ini Kroasia kembali harus berjumpa dengan Perancis, tim yang menghancurkan mimpi Kroasia di Piala Dunia 1998, dan sekali lagi Perancis berhasil mengubur mimpi Kroasia untuk yang kedua kalinya, sementara Lovren harus kembali mengalami kekalahan dan menangis di partai finalnya yang kedua di 2018.
Maka menjadi sebuah pertanyaan yang menarik untuk seorang Dejan Lovren setelah berhasil bermain di dua final bergengsi di 2018 ini (Liga Champions & Piala Dunia) namun 2x pula kalah dan 2x pula menangis. Apakah ini musim terbaik atau terburukmu, Lovren?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H