Mohon tunggu...
Aditya Pratama
Aditya Pratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Akademisi

Empowering Youth, Shaping Tomorrow: Positive in Action, Strong in Character

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Banyak Event, Sedikit Keuntungan, Pelaku UMKM Pangkalpinang Soroti Hilangnya Estetika dalam Bazar

16 Oktober 2024   18:38 Diperbarui: 16 Oktober 2024   19:04 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pangkalpinang belakangan ini menjadi sorotan dengan semakin maraknya acara bazaar dan festival yang melibatkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal. Meski sekilas terlihat menggembirakan, karena memberikan lebih banyak ruang bagi UMKM untuk tampil, para pelaku usaha justru mengeluhkan dampak nyata dari pelaksanaan event tersebut. 

Banyak di antaranya merasa bahwa fokus acara telah bergeser dari ajang branding dan promosi produk, menjadi sekadar hiburan yang kurang memberikan manfaat ekonomi signifikan bagi pelaku usaha.

Menurut data survei internal yang dilakukan oleh Komunitas UMKM Pangkalpinang, sekitar 65% pelaku UMKM mengaku bahwa event-event yang diselenggarakan beberapa bulan belakangan tidak memberikan keuntungan yang memadai. Bahkan, 45% dari mereka melaporkan bahwa omzet mereka selama acara berlangsung justru di bawah ekspektasi, dengan pendapatan kurang dari Rp 500.000 per hari.

 Hal ini sangat kontras dengan visi awal yang diusung oleh pemerintah daerah, di mana bazaar dan festival UMKM diharapkan dapat menjadi motor penggerak ekonomi lokal dan wadah bagi pelaku usaha untuk mempromosikan produknya kepada masyarakat luas.

Kehilangan Esensi Branding

Banyak pelaku UMKM berpendapat bahwa penyelenggara terlalu berfokus pada jumlah event, tanpa memikirkan kualitas dan estetika acara itu sendiri. Salah satu pengusaha kuliner lokal yang telah lama berpartisipasi dalam berbagai event, menyatakan kekecewaannya, "Bazaar ini lebih seperti pasar malam yang ramai, tapi tanpa kesan elegan. Kami datang ke sini untuk branding dan meningkatkan penjualan, bukan hanya untuk hiburan semata." Kritik ini semakin kuat karena dekorasi dan susunan acara yang dianggap tidak menonjolkan keunikan dan kualitas produk lokal.

Ketika sebuah event hanya menjadi ajang keramaian tanpa memperhatikan aspek promosi yang kuat, UMKM yang seharusnya mendapatkan momentum untuk branding justru kehilangan peluang tersebut. 

Salah satu contoh bisa dilihat pada penempatan tenant yang acak, tanpa konsep estetika yang kuat, sehingga membuat acara tampak kurang profesional. Ini berdampak pada persepsi konsumen terhadap produk yang ditawarkan, yang akhirnya berimbas pada rendahnya minat pembelian.

Kurangnya Fokus pada Kesejahteraan Pelaku Usaha

Selain masalah estetika dan branding, aspek kesejahteraan pelaku usaha juga menjadi sorotan. Banyak pelaku UMKM merasa bahwa biaya yang mereka keluarkan untuk berpartisipasi dalam bazaar ini tidak sebanding dengan keuntungan yang didapatkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun