Karya Aditya Pratama
Sebagai seorang relawan, perjalanan saya bersama Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Pangkalpinang telah menjadi bagian penting dalam hidup saya selama delapan tahun terakhir. Meski menempuh pendidikan di Yogyakarta, saya selalu pulang dan kembali ke Pangkalpinang, karena PMI di sana telah menjadi rumah kedua bagi saya. Artikel ini merupakan refleksi perjalanan hidup saya sebagai relawan yang tumbuh dan berkembang bersama PMI.
Awal Perjalanan: Dipertemukan dengan PMI
Perkenalan saya dengan PMI Kota Pangkalpinang dimulai saat saya masih remaja. Pada awalnya, saya hanya ingin mencoba sesuatu yang baru dan berkontribusi dalam kegiatan sosial. Namun, seiring berjalannya waktu, saya menemukan bahwa PMI bukan sekadar organisasi kemanusiaan; ini adalah tempat di mana saya menemukan tujuan dan panggilan hidup.
Melalui berbagai kegiatan, dari donor darah hingga penanggulangan bencana, saya belajar tentang pentingnya solidaritas dan empati. PMI mengajarkan saya bahwa membantu orang lain bukan hanya sebuah kewajiban sosial, tetapi juga merupakan cerminan dari nilai-nilai kemanusiaan yang harus kita jaga.
Tantangan dan Pembelajaran: Tumbuh dalam Pelayanan
Mengabdi sebagai relawan di PMI Kota Pangkalpinang tidak selalu mudah. Ada banyak tantangan yang harus dihadapi, terutama saat menangani situasi darurat dan bencana. Namun, melalui setiap tantangan, saya tumbuh sebagai individu yang lebih kuat dan bijaksana. PMI tidak hanya memberi saya keterampilan teknis dalam penanganan darurat, tetapi juga membentuk karakter dan mentalitas saya.
Pengalaman saya menangani bencana alam, seperti banjir dan kebakaran, telah mengajarkan saya tentang pentingnya kesiapsiagaan dan kerja sama tim. Di PMI, saya belajar bahwa kerja sama dan kebersamaan adalah kunci untuk menghadapi tantangan bersama. Setiap kali kami berhasil membantu sesama, ada perasaan kepuasan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.
Kuliah di Yogyakarta: Tetap Terhubung dengan PMI
Meskipun saya melanjutkan studi di Yogyakarta, ikatan saya dengan PMI Kota Pangkalpinang tidak pernah pudar. Setiap kali liburan tiba, saya selalu pulang ke Pangkalpinang dan kembali bergabung dengan teman-teman relawan. Bagi saya, PMI bukan hanya tempat beraktivitas, tetapi juga keluarga yang selalu menyambut saya dengan hangat.
Walaupun berkuliah di kota yang berbeda, semangat kemanusiaan yang ditanamkan oleh PMI tetap saya bawa ke manapun saya pergi. Saya terus aktif dalam kegiatan kemanusiaan di Yogyakarta, sembari menjaga hubungan dengan PMI Pangkalpinang. Ini adalah bukti bahwa PMI tidak hanya membentuk saya secara lokal, tetapi juga memberi saya perspektif global tentang pentingnya berkontribusi kepada masyarakat.