[caption id="attachment_366457" align="aligncenter" width="646" caption="Ilustrasi (sumber: confessionsofanex-baglady.com)"][/caption]
Aku ingin mengirim surat untuk Tuhan.
Tuhan, terima kasih kau beri aku segalanya untukku. Kau telah mengirimkan dia untukku. Tak pernah sekalipun aku mencintai seseorang teramat sangat seperti aku mencintainya. Ia yang membuatkanku sarapan. Ia yang mengasuh anak-anakku. Ia yang dengan tulus memberi cinta tiada tara. Terima kasih.
Tapi Tuhan, maafkanlah aku. Aku teramat-sangat mencintainya. Dan aku hanya sekali saja melakukan kesalahan. Hanya sekali. Sungguh. Maafkanlah aku. Bukakanlah pula hatinya untuk memaafkan aku. Kumohon dengan sangat. Ampuni aku, Tuhan.
Dengan jantung derdegup kencang, perlahan-lahan aku membuka amplop hasil tes HIV/AIDS. Hasilnya negatif.
Oh, terima kasih, Tuhan. Tapi, maafkanlah aku, Tuhan.
Jember (Aditya Prahara)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H