Untuk tempat, biasanya PKL mahasiswa Sosiologi dilakukan masih di dalam wilayah Jawa Timur. Jadi, memang tidak terlalu jauh dari kampus Universitas Airlangga
Cukup Pakai Kaos untuk Kuliah
Nah, ini yang membuat saya agak terkejut. Saat OSPEK dulu, mahasiswa baru justru diminta memakai kaos dengan alasan ini merupakan identitas mahasiswa FISIP. Nah lho?
Dulu saya pikir, kuliah itu harus mengenakan kemeja. Ternyata di FISIP, mahasiswa dibebaskan untuk memakai kaos saja. Dulu saya juga sering kuliah memakai celana jeans yang robek di lutut. Itu sudah jamak ditemui oleh kami, mahasiswa FISIP. Bahkan ada juga yang kuliah hanya memakai sandal. Kenapa begitu? Beberapa mahasiswa angkatan atas saya menjawab karena belajar yang dibutuhkan kemauan bukan pakaian rapi atau formal. Dosen juga tak mempermasalahkan hal ini. Karena ini memang kultur mahasiswa FISIP. Tapi, hal ini bukan diwajibkan, hanya diperbolehkan. Jadi, mahasiswa terserah mau pakai kemeja, jaket, kaos, atau apapun yang terpenting masih memakai baju untuk memenuhi norma yang belaku. Bahkan dulu saya juga sempat melihat mahasiswa yang kuliah memakai sarung.
Selain FISIP, ada juga fakultas lain yang menerapkan hal yang sama, yakni Fakultas Ilmu Budaya (FIB). Sebenarnya di FIB sudah ada larangan pengenaan pakaian yang saya sebutkan di atas, tapi saya lihat masih banyak kok yang pakai koas dan celana robek di lutut, dan tidak ada yang mengingatkan.
Jadi, kalian mau belajar kan? Atau hanya sekedar bergaya?
Masyarakat Adalah Laboratorium Sosiologi
Ini yang terpenting. Karena Sosiologi ini merupakan ilmu yang mempelajari masyarakat, bagi saya dalam berkehidupan bermasyaraka inilah merupakan laboratorium bagi orang yang berkecimpung di Sosiologi. Tanpa belajar secara formal, setiap individu sebenarnya sudah belajar Sosiologi. Kita akan mengamati apa yang sedang terjadi masyarakat dan mengapa itu bisa terjadi.
Kuliah Sosiologi Jadi Apa?
Ini nih yang sering ditanya oleh banyak orang. Kalau ditanya begitu jawaban saya sangat singkat, “Banyak!”
Berdasar pengalaman alumni Sosiologi, pekerjaan mereka memang sangat beragam mulai dari peneliti, guru, dosen, wartawan, pegawai bank, penulis, PNS, anggota DPR, dll. Persoalan pekerjaan ini sebenarnya kembali ke minat dan bakat masing-masing individu bagaimana ia mengolah ilmu yang telah ia pelajari. Jadi, tak ada pakem tertentu tentang profesi lulusan Sosiologi. Berbeda dengan Pendidikan Dokter yang memang nantinya menghasilnya dokter, meski saya sempat tahu ada beberapa mahasiswa lulusan Pendidikan Dokter tapi tidak meneruskan karir sebagai dokter.