[caption id="attachment_366461" align="aligncenter" width="624" caption="Ilustrasi (sumber: kompas.com)"][/caption]
Aku sedang bersamanya, gadis yang sudah setahun kudekati. Kami baru saja selesai makan di sebuah restoran kecil di kota kami. Aku mulai membuka percakapan.
“Ada yang ingin kusampaikan padamu.”
“Oh, iya. Apa?” ujarnya sambil menyeruput softdrink.
“Ada rasa yang terpendam di hatiku.”
Ia tersenyum.
“Aku mencintaimu. Maukah kau menikah denganku?”
Ia tersenyum lagi. Aku tak tahu maknanya.
“Bagaimana?” tanyaku.
“Maaf.”
Sudah kuduga.
“Bukannya aku tak mau. Tapi...” handphone-nya berbunyi. Ada pesan masuk. “Itu dia kekasihku.”
Ia menunjuk seorang gadis yang ada di belakangku. Gadis itu datang menghampiri kami. Ia lantas menyalamiku dan tersenyum manis. Sopan sekali. Aku membalas senyumnya.
“Oh.”
Ambulu (Aditya Prahara)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H