Mohon tunggu...
adityapradana
adityapradana Mohon Tunggu... Penulis - Professional

Professional

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Mengelola Ekonomi, Budaya dan Alam Secara Berkelanjutan Di Pasar Serikin

29 November 2024   17:52 Diperbarui: 29 November 2024   17:52 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Aktivitas Pasar Serikin mulai ramai oleh pengunjung; Sumber :  Dokumentasi Kelompok

Pasar Serikin, sebuah permata tersembunyi di perbatasan Malaysia-Indonesia, bukan hanya sekadar tempat bertransaksi. Pasar ini telah menjelma menjadi sebuah ekosistem unik yang berhasil menggabungkan aspek ekonomi, budaya, dan lingkungan secara harmonis.


Keuntungan Ekonomi yang Berkelanjutan

Bagi pelaku usaha lokal, Pasar Serikin menawarkan peluang emas. Letaknya yang strategis di perbatasan membuat pasar ini menjadi magnet bagi wisatawan dan penduduk lokal. Dengan beragam produk mulai dari kerajinan tangan, makanan khas, hingga pakaian, para pedagang dapat dengan mudah memasarkan produknya.
Lebih dari sekadar mata pencaharian, Pasar Serikin telah menjadi sumber pendapatan utama bagi banyak keluarga. Keterlibatan UMKM di pasar ini juga mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan menciptakan lapangan kerja baru.

Foto : Wawancara pelaku usaha lokal asal Indonesia di Pasar Serikin; Sumber :  Aditya Pradana
Foto : Wawancara pelaku usaha lokal asal Indonesia di Pasar Serikin; Sumber :  Aditya Pradana

Foto : Wawancara pelaku usaha lokal asal Indonesia di Pasar Serikin; Sumber :  Nela Dewi Indah
Foto : Wawancara pelaku usaha lokal asal Indonesia di Pasar Serikin; Sumber :  Nela Dewi Indah

Pelestarian Budaya yang Hidup

Pasar Serikin tidak hanya menjadi pusat aktivitas ekonomi, tetapi juga menjadi wadah pelestarian budaya. Di sini, kita dapat menemukan beragam mainan tradisional Indonesia, mulai dari congklak, perahu api hingga miniatur figure action cartoon. Kehadiran mainan-mainan ini tidak hanya menghibur anak-anak, tetapi juga menjadi sarana memperkenalkan warisan budaya bangsa kepada generasi muda. Selain itu, pakaian adat Indonesia juga menjadi salah satu daya tarik utama Pasar Serikin. Dengan mengenakan pakaian adat, para pedagang tidak hanya tampil menarik, tetapi juga ikut mempromosikan kekayaan budaya Indonesia.

Foto : Pegiat satwa dilindungi asal Malaysia melakukan sosialisasi di Pasar Serikin; Sumber :  Dwi Ratna Septwiyanti
Foto : Pegiat satwa dilindungi asal Malaysia melakukan sosialisasi di Pasar Serikin; Sumber :  Dwi Ratna Septwiyanti

Konservasi Penyu: Aksi Nyata untuk Alam

Salah satu keunikan Pasar Serikin adalah adanya inisiatif pelestarian penyu. Organisasi konservasi lingkungan perlindungan penyu yang terletak di lot 218,KCLD, Jalan Tapang, Kota Sentosa, Kuching, Malaysia juga tidak mau kalah dalam meramaikan aktivitas di Pasar Serikin, dengan membuka stand khusus yang memberikan edukasi tentang pentingnya melindungi satwa laut yang satu ini.

Aksi nyata ini tidak hanya berdampak pada kelestarian penyu, tetapi juga menginspirasi masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan. Dengan Motto Say No To Turtles Eggs mereka mampu mengedukasi pengunjung di Pasar Serikin dan mengenalkan lebih dekat lagi pada satwa yang lucu dan menggemaskan ini.

Kesimpulan

Pasar Serikin adalah contoh nyata bagaimana kita dapat mengelola sumber daya alam, budaya, dan ekonomi secara berkelanjutan. Dengan melibatkan masyarakat secara aktif, pasar ini tidak hanya menjadi pusat aktivitas ekonomi, tetapi juga menjadi pusat pelestarian budaya dan lingkungan.

Oleh Aditya Pradana, Dwi Ratna Septwiyanti dan Nela Dewi Indah
Editor : Dwi Ratna Septwiyanti

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun