Oleh : Tunggul Saka Adiddya (TSA).Â
Dalam Tulisan saya saat ini saya  hanya bercerita sebagai bahan khayal saya bagaimana ya jika suatu ketika Sifat Api tidak lagi panas, Udara (angin) tidk lagi berhembus, Air tidak lagi cair lalu apa yang kita lakukan. Sudah tidak usah berpikir sampai disitu pusing juga nanti membayangkannya, seperti kehidupan pada setiap waktu misalnya saja tukang siomay biasa lewat jam 4 sore tapi kenapa jam segini belum dateng-dateng lagi tapi tiba-tiba besoknya lewat menjadi tukang baso misalnya, menjadi bingung pastinya suatu waktu saja yang biasa kita sikat gigi dan dipaksa karena tidak ada tidak odol bagaimana rasanya. Merubah kebiasaan yang sudah menjadi terbiasa dipandang atau didengar ataupun dirasakan itu butuh proses yang harus diulang-ulang lagi sehingga terbiasa dan menjadi kebiasaan.
Di Indonesia khususnya dijawa untuk melewat saja harus menunduk dan mengucapkan permisi bahkan antara santri dan Kiai untuk menhadap saja harus berlutut, kalau di Arab sana misalnya saat sedang berhaji atau umroh yang baru sekali mungkin terasa heran orang sana untuk lewat saja antara bahu yang sedang duduk terbiasa memegang kepala bagaimana diterapkan disini mungkin bisa berkelahi ya hah. Saat ini arus informasi semakin mudah didapatkan opini lebih mudah dibangun bahkan jika malas untuk membacanya sudah ada media gambar semua bisa memberitakan ataupun memberi informasi ataupun komentar bahkan pada kolom komentar bisa saling hujat sana sini atapun berkelahi padahal mungkin bisa saja itu saudara ataupun temen kita yang biasa deket bahkan akrab bisa berkelahi lagi dah tuh ha.
Padahal jika kita kembalikan pada profesi dan kebiasaan kita sehari-hari mungkin tidak akan terjadi seperti itu karena jika bukan dari kebiasaan kita atau profesi atau ahlinya saja akan memaknai sudut pandang yang berbeda misalnya saja ada sebuah bangun datar Dua dimensi yang terbentuk dari empat buah rusuk yang sama panjang dan mempunyai empat buah sudut yang berhadapan atau sebut saja belah ketupat misalnya seseorang berdiri disudut A, B, C, D berdiri di empat buah sudut tiba-tiba ada E yang berdiri ditengah-tengah sudut antara A dan B pasti jelas akan berbeda dalam memahami pembacaannya tentu yang ditengah atau yang E akan menganggap ini kotak persegi akan mendapatakan perbedaan dari pembacaan yang sebenarnya.
Maka kembali lagi dalam mengolah informasi kita harus Tabayyun apa itu mencari kejelasan tentang sesuatu hingga jelas dan benar keadaan sesungguhnya dan secara istillah Tabayyun adalah meneliti dan menyeleksi suatu berita tidak secara tergesa-gesa dalam memutuskan suatu permasalahan baik dalam perkara hukum, kebijakan dan sebagainya hingga sampai jelas benar permasalahnnya, sehingga tidak ada pihak yang merasa terdzolimi ataupun tersakiti.Â
Tabayyun dalam Al-Qur'an diterangkan dalam surat Al Hujurat Ayat 6 yang berbunyi
"Wahai orang-orang yang beriman, apabila datang kepada kalian orang fasiq dengan membawa berita, maka periksalah dahulu dengan teliti, agar kalian tidak menuduh suatu kaum dengan kebodohan, lalu kalian menyesal akibat perbuatan yang telah kalian lakukan.
dan dalam Al-Qur'an Surat An-Nisa Ayat 94,
"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu pergi [berperang] di jalan Allah, maka lakukanlah tabayyun (telitilah) dan janganlah kamu mengatakan kepada orang yang mengucapkan "salam" kepadamu: "Kamu bukan seorang mu'min" [lalu kamu membunuhnya], dengan maksud mencari harta benda kehidupan di dunia, karena di sisi Allah ada harta yang banyak. Begitu jugalah keadaan kamu dahulu lalu Allah menganugerahkan ni'mat-Nya atas kamu, maka telitilah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."
Maka dalam kaitannya cerita saya yang diatas bahwa intinya segala sesuatunya kita harus kembali pada diri kembali pada jati diri sebeleum saya tutup saya akan mengirimkan lirik lagu beserta artinya dari :
Mas Sudjiwo Tedjo - IngsunÂ