Harapan founding father bangsa ini yang tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu pada alenia 4 yang menyebutkan sebagai berikut ..... Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial ...Â
Dalam pengejawantahan harapan founding father bangsa ini, pemerintah telah melakukan beragam program dan kebijakan yang sifatnya nasional dan masif guna mendorong pencapaian peningkatan kecerdasan kehidupan bangsa. Beberapa kebijakan bidang pendidikan yang diambil memberikan dampak positif, namun ada juga kebijakan bidang pendidikan yang diambil malah berdampak negatif, bahkan cenderung blunder.
Dunia Pendidikan Indonesia dari tahun ke tahun selalu mengalami perubahan yang sangat dinamis, apalagi dalam 10 tahun terakhir yang perubahannya sangat fluktuatif namun banyak yang belum siap dengan pola yang baru. Adalah kurikulum merdeka yang salah satu point utamanya adalah meniadakan ujian nasional dan diganti dengan penilaian di masing-masing sekolah. Belum lagi adanya kebijakan tidak ada lagi yang namanya tinggal kelas.
Alhasil pendidikan Indonesia dalam 1 dasawarsa terakhir ini mengalami penurunan kualita, hal ini bisa dilihat dari skor Pisa antara tahun tahun 2015 (masih menggunakan kebijakan ujian nasional) dengan tahun 2022 (sudah meniadakan ujian nasional) dari 3 aspek penilaian PISA turun drastis, dimana skor untuk Matematika di tahun 2015 adalah 386, turun menjadi skor 366 di tahun 2022. Setali tiga uang untuk mata pelajaran membaca skor di tahun 2015 adalah 397, dan terjerembab skor nya menjadi 359 di tahun 2022. Untuk mata pelajaran saint pun juga demikian, di tahun 2015 tertinggi dalam 6 tahun yaitu di angka 403, dan terkoreksi sangat tajam di tahun 2022 menjadi 383 point atau terkoreksi 20 point, ini adalah penurunan tertajam dalam sejarah pendidikan saint di Indonesia.
Dari hasil skor Pisa ini menunjukkan bahwa dengan diadakannya ujian nasional memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan kualitas anak didik secara nasional. Selain untuk mendorong anak didik berupaya maksimal untuk belajar dan lulus pada ujian nasional, ujian nasional juga menjadi salah satu upaya mengurangi praktik tidak baik yang dilakukan oknum-oknum tenaga pendidik dalam memanipulasi nilai, seperti halnya yang terjadi di tahun lalu di Kota Depok. Ini adalah fenomena gunung es, yang sangat mungkin bisa diminimalisir dengan adanya ujian nasional yang terpusat dan terintegrasi.
Ujian nasional adalah oase bukan hanya bagi para pejuang anak didik yang mendambakan penilaian secara obyektif tapi juga orang tua murid yang sudah lelah terombang ambing dengan kebijakan PPDB yang kadangkala melukai nilai-nilai keadilan. Tidak ada lagi kebijakan pemberian prioritas sesuai keinginan pembuat kebijakan PPDB karena semua akan kembali dinilai dari garis start yang sama dalam ujian nasional.
Kami adalah orang tua yang hidup diantara dua zaman kebijakan kurikulum, dan kami sangat paham bagaimana 10 tahun terakhir ini adalah masa-masa suram bagi siswa-siswa pintar namun kalah bersaing dengan yang rumahnya dekat dengan sekolah atau kalah dengan mereka yang umurnya jauh diatas rata-rata umur sekolah. Saya rasa mengembalikan ujian nasional dan menghidupkan kembali persaingan sehat dalam prestasi sekolah dengan memberikan kesempatan kepada yang tidak bisa bersaing untuk tinggal kelas dulu adalah kebijakan yang sangat tepat untuk dilaksanakan saat ini. Â Â
Sumber :
- https://data.goodstats.id/statistic/perbandingan-skor-pisa-indonesia-dari-tahun-ke-tahun-alami-penurunan-pada-2022-TKKZ3
- https://www.tempo.co/arsip/buntut-kisruh-nilai-rapor-51-siswa-calon-siswa-dianulir-disdik-jabar-diprioritaskan-untuk-keluarga-tak-mampu-38572
- https://www.kompas.id/baca/nusantara/2024/06/27/polemik-ppdb-ketika-rumah-di-belakang-sekolah-tak-lolos-ppdb-zonasi-radius
 Â
Â