Masa-masa kuliah adalah salah satu masa yang terindah dalam hidup setiap insan manusia. Apalagi saat ini, yang hampir seluruh lulusan sekolah menengah atas dan kejuruan melanjutkan pendidikan ke jenjang strata 1 atau bachelor degree atau setingkatnya untuk meraih gelar mumpuni sebagai sarjana di bidang masing-masing.Â
Pergulatan antara pencarian jati diri, menemukan komunitas sesuai isi hati dan masa-masa dimana seseorang mulai menuju kematangan dari dunia anak-anak ke dunia remaja.
Di masa perkuliahan ini, jiwa jiwa muda ditempa untuk siap dalam segala situasi kondisi, mampu mengapresiasikan pemikiran dan idenya serta sanggup menjawab tantangan dunia yang sudah didepan mata mereka.Â
Kemandirian, keuletan dan kekuatan daya fikirnya diuji dalam test case test case yang disusun dalam beragam kurikulum, guna mengasah insting, kecerdasan, logika dan penalarannya sehingga diharapkan ketika sudah lulus nanti, tidak terkaget-kaget dengan beragam masalah dan problematika kehidupan di dunia kerja.
Salah satu ujian untuk membuktikan bahwa si mahasiswa ini sudah layak menyandang gelar purna belajar atau mendapat predikat sarjana adalah dengan menyusun sebuah tulisan atau karya ilmiah yang bernama skripsi.Â
Biasanya setelah berkutat lama dengan beragam pelajaran mata kuliah baik yang model analisis, studi kasus, diskusi panel, observasi dan job training kurang lebih 3 sampai 4 tahun, maka si mahasiswa sudah berhak dan wajib menempuh satu tantangan besar dengan nilai kredit sks yang tinggi yaitu skripsi.
Pada beberapa kasus, ada mahasiswa yang begitu paranoid dengan tugas akhir yang namanya skripsi ini, jadi dari semester ke semester dia semakin stres karena semakin mendekati waktunya untuk menghadapi pertarungan paling menentukan dalam hidupnya sebagai mahasiswa, dengan berduel, beradu strategi dan memainkan tensi emosi tingkat tinggi untuk dapat menguasai dan mengalahkan makhluk yang namanya skripsi.Â
Tak jarang ditemui mahasiswa yang layu sebelum berkembang, alias KO sebelum bertanding, memutuskan drop out atau tinggal glanggang colong playu tidak menyelesaikan studinya hanya karena takut untuk menyusun skripsi.Â
Ada juga kasus, mahasiswa akhirnya menyerah, melambaikan bendera putih  karena sudah beberapa kali mengajukan judul skripsi tapi ditolak oleh dosen pembimbing, atau dia menemui jalan buntu ketika sudah masuk di bab analisis, karena tidak mendapatkan contoh teori yang cukup kuat sebagai evidence skripsinya, atau mahasiswa putus asa karena beberapa variabel yang dia uji untuk substansi skripsinya tidak bisa didapatkan dari berbagai sumber.Â
Kondisi inilah yang membentuk, seberapa kuat daya tahan jiwa dan raga mahasiswa dalam menyelesaikan skripsinya dengan dateline waktu yang bisa dibilang sangat terbatas.
Bagi adik-adik yang saat ini sedang menempuh kuliah dan sudah mendekati masa-masa penyusunan skripsi ada baiknya dipertimbangkan beberapa hal yang saya share ini, mungkin saja bisa menjadi inspirasi Anda semua!
1. Membiasakan diri untuk mengkoleksi beberapa tulisan yang Anda anggap bagus sebagai contoh reverensi skripsi Anda
Ketika masih di semester tengah 4-6, mulai untuk banyak browsing beberapa tulisan ilmiah yang tentunya sesuai dengan jurusan yang Anda ambil.Â
Koleksi-koleksi ini bisa membuka cakrawala kita dan menjadi trigger berdiskusi dengan dosen pembimbing untuk memilah dan memilih dari tulisan tersebut, mana yang masih layak untuk dieksplorasi menjadi skripsi, yang tentu saja sesuai dengan minat bakatmu.
2. Bergabung dengan proyek yang sedang ditangani dosen, dengan harapan ada beberapa bagian proyek yang bisa kita mintakan rekomendasi dan bimbingan dosen untuk diangkat menjadi bahan skripsi
Sambil menyelam minum air, inilah peribahasa yang cocok bagi Anda yang dalam dunia perkuliahan, selain menjadi mahasiswa, Anda juga mengasah diri, mengambil bagian menjadi tenaga pembantu dalama proyek-proyek dosen.Â
Biasanya dosen akan menawarkan kepada kita untuk join di proyeknya dengan imbalan sejumlah uang, dan dari proyek tersebut kitapun bisa mengambil manfaat untuk bisa mengambil beberapa bagian proyek menjadi bahan skripsi kita, dan tentu saja atas izin dan asistensi para dosen tersebut.
3. Internet adalah surganya informasi dan masukan kita untuk mendapatkan contoh judul skripsi yang baik dan relevan
Saat ini kita sangat dimudahkan oleh teknologi untuk dapat melakukan eksplorasi beragam informasi dan data, sehingga kita tidak perlu susah susah mengumpulkannya dari buku buku secara manual.Â
Internet kita gunakan sebagai salah satu tools guna membantu kita dalam memperoleh beragam informasi yang akurat, detil dan lengkap khususnya untuk bahan penyusunan skripsi. Bahkan di internet pun kita juga bisa belajar beragam tutorial penyusunan skripsi, dan bisa kita dapatkan secara gratis tanpa dipungut biaya.
4. Mencontoh skripsi pendahulu, dengan mengganti lokasi penelitian dan menambah variabel uji atau tahun penelitian juga masih relevant
Kita harus membuang pemikiran bahwa membuat skripsi itu harus yang benar benar murni dari pemikiran sendiri, tidak meniru karya orang lain dan dikerjakan sendiri tanpa bantuan orang lain.Â
Memang betul dalam penyusunan skripsi tidak boleh meniru secara presisi karya orang lain, namun kita masih dibolehkan mengambil kerangka ide namun kita harus memodifikasinya, misalnya mengganti dengan area penilitian, atau menyempurnakan metode penelitiannya atau menambah variabel uji lainnya sehingga lebih komprehensif. Dengan demikian karya skripsi kita, bukanlah karya jiplak atau plagiat dari penulisan ilmiah orang lain. Â Â
5. Membuat kelompok diskusi diantara rekan satu jurusan untuk mencari objek skripsiÂ
Jika kita menghadapi sendiri sebuah permasalahan pastilah akan terasa sulit, namun ketika suatu masalah kita hadapi bersama sama secara berkelompok, insyaallah akan terasa lebih mudah. Ide dan pemikiran banyak kepala akan lebih banyak dibandingkan ide dan pemikiran satu kepala.Â
Dalam pengerjaan tugas bersama atau kerja kelompok untuk menyusun makalah, sangat mudah dikerjakan ketika semua anggota antusias mengerjakan masing-masing bidang tugas.
Begitu juga ketika mengerjakan skripsi, akan lebih mudah dan terbantu ketika menyusunnya melibatkan banyak rekan dengan prinsip simbiosis mutualisme, artinya masing-masing anggota kelompok punya kesadaran untuk saling mensupport baik dalam diskusi, penyusunan metodologi dan pencarian data data variabel.
6. Mencari reverensi ketika mendapat tugas mata kuliah job training di instansi atau perusahaanÂ
Salah satu mata kuliah pengganti kuliah kerja nyata adalah magang atau ikut job training di beberapa instansi atau perusahaan sesuai dengan mata kuliah yang ditempuh.Â
Pada saat magang, bisa digunakan untuk melakukan observasi lapangan terhadap beberapa permasalahan di tempat magang untuk dijadikan sebagai bahan skripsi. Namun semua itu harus sepengetahuan dan seijin dari instansi atau perusahaan tempat kita magang.Â
Bisa juga melalui metode observasi wawancara dengan karyawan setempat untuk mendapatkan beragam pandangan guna memperkaya bahan bahan yang dapat diolah menjadi skripsi.
7. Banyak pihak yang mampu membantu Anda, khususnya dalam menyelesaikan Bab IV alias Bab Uji Pembahasan
Tak sedikit mahasiswa yang akhirnya mengibarkan bendera putih padahal tinggal selangkah lagi skripsinya selesai disusun. Salah satunya adalah mereka putus asa untuk mengumpulkan evidence, data, variabel dan kalaupun sudah terkumpul semua, mereka kesulitan untuk me running nya dalam sebuah system penghitungan.Â
Namun saat ini kendala semacam itu bisa di eliminir karena banyak source data yang bisa kita hunting di internet, yang kedua untuk melakukan running regresi, korelasi ataupun pengujian lainnya, sudah sangat mudah karena system atau alat bantu penghitungan dalam bentuk program, sudah sangat banyak dan friendly user, artinya untuk membuat sebuah persamaan ataupun me running system bukanlah sebuah kendala. Kalaupun tidak bisa mengoperasikannya, masih ada biro jasa yang membantu untuk menyelesaikan penghitungannya.
8. Pilih judul skripsi yang realistis, jangan terbawa pada irama idealisme
Dalam pemilihan objek skripsi memang ada seninya tersendiri, kadangkala kita terjebak dalam euforia idealis sehingga terjebak dalam penyusunan skripsi yang masuk katagori never ending story.Â
Kadangkala yang membuat skripsi itu menjadi lama, bertele tele serta menghabiskan banyak waktu dan tenaga adalah kita sendiri. Egoisme kita dalam menyusun skripsi memang perlu dikendalikan, agar tidak terjebak dalam lingkaran setan menyusun skripsi tanpa ujung yang jelas.Â
Untuk itu saya sarankan, agak pinggirkan ego, kendalikan idealisme mu dan marilah kita berbicara realistis agar skripsi yang disusun tidak bertele tele, membuang banyak waktu serta dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.Â
Pilih judul-judul yang relevan namun tidak out of date, pilih judul-judul skripsi yang data-datanya tersedia dan mudah untuk diperolehnya, dan pilihlah judul-judul skripsi yang sesuai dengan budget serta dapat diperkirakan waktu penyelesaiannya.
9. Siapkan fisik dan mental, jangan takut atau paranoid karena skripsi itu tidak sesulit seperti yang kita khawatirkan
Terakhir adalah persiapkan semuanya secara matang dan terstruktur, jangan buat persiapan seadanya dan semuanya dijalankan pas mendekati masa penyusunan skripsi.Â
Persiapkan semua bahan-bahan yang berpotensi untuk kita ajukan sebagai judul skripsi, perluas jaringan untuk bisa digunakan dalam mendukung penyusunan skripsi. Fisik juga harus mendukung agar tidak menjadi kendala selama penyusunan skripsi.
Demikian, beberapa hal yang menjadi catatan saya terkait bagaimana mempersiapkan diri dalam menyelesaikan tugas akhir perkuliahan, yaitu menyusun skripsi.Â
Menyusun skripsi bukanlah hal yang menakutkan, namun tetap menjadi concern rekan-rekan semua dengan persiapan yang matang sedini mungkin.Â
Selamat memasuki semester penyusunan skripsi, semoga lancar, sukses dan mendapatkan nilai yang terbaik, sehingga dapat menunjang nilai nilai Anda menjadi cumlaude.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H