Mohon tunggu...
Aditya Nugraha
Aditya Nugraha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret

Saya adalah seorang mahasiswa yang memiliki ketertarikan dalam hal menulis.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Program Pemain Keturunan Merusak Potensi Pemain Lokal, Benarkah?

1 Mei 2024   08:15 Diperbarui: 1 Mei 2024   08:24 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Instagram PSSI

Pada gelaran AFF 2020 lalu, kehadiran Elkan Baggot sangatlah berarti bagi jantung pertahanan Timnas Indonesia. Fisiknya yang menjulang dapat dengan mudah berduel dengan pemain lawan.

Alhasil, timnas kita bisa mencapai babak final meski harus puas dengan gelar juara kedua karena kalah melawan Thailand di partai puncak. Tim asuhan Shin Tae Yong juga berhasil lolos Piala Asia untuk kelompok umur U-23 dan senior. Bahkan, timnas kita bisa melangkah hingga babak 16 besar Piala Asia 2024 dengan mampu mengalahkan Vietnam di babak penyisihan grup.

Tak puas sampai situ, PSSI kembali menambah amunisi pemain keturunan dengan mendatangkan Thom Haye. Hasilnya lebih mengejutkan, Timnas Indonesia berhasil mengalahkan Vietnam pada Kualifikasi Piala Dunia 2026. Bahkan, Indonesia menjadi negara dengan peningkatan peringkat FIFA tertinggi pada bulan Maret 2024. Indonesia kini berada di peringkat 134 dunia dan masuk jajaran tiga besar ASEAN.

Begitu pentingnya peran para pemain keturunan bagi perkembangan yang terjadi di Timnas Indonesia. Kita dahulu merasa kesulitan ketika menghadapi sesama negara ASEAN, tapi sekarang kita sudah menjadi tim yang patut diperhitungkan bahkan di level Asia. Kedatangan pemain keturunan ini seharusnya bisa memotivasi para pemain lokal untuk berjuang lebih ekstra memperebutkan posisi di Timnas Indonesia.

Hal itu akan lebih mudah terealisasi jika kita memiliki kualitas liga yang baik. Persoalan tersebut sudah sepatutnya menjadi pekerjaan rumah bagi PSSI agar bisa memberikan wadah yang lebih baik bagi pemain lokal untuk berkembang. Ketika kualitas liga meningkat, maka para pemain akan terbiasa dengan pola permainan yang efektif.

Selain pembenahan dari segi kualitas liga, pembinaan sepak bola usia dini juga tidak kalah penting. PSSI bisa bekerja sama dengan pihak swasta guna membangun fasilitas sepak bola yang lebih baik.

Fasilitas tersebut akan sangat berpengaruh terhadap program latihan yang diberikan. Keberadaan akademi sepak bola harus lebih dimaksimalkan supaya semakin banyak potensi yang bisa dikembangkan.

Dengan begitu, kita tidak perlu khawatir akan kekurangan pemain yang berkualitas di masa depan.

Polemik tentang pemain keturunan sudah sepatutnya tidak menjadi persoalan yang terus diperdebatkan. Lagi pula, para pemain tersebut memang memiliki hak untuk membela timnas karena kewarganegaraan Indonesia yang dimilikinya. Kehadirannya pun sudah terbukti dengan sederet perubahan yang ada.

Namun, kita tidak boleh selalu bergantung pada pemain keturunan. Potensi pemain lokal harus tetap dikembangkan demi menjaga kualitas sepak bola yang kita miliki, utamanya dalam meraih satu tempat di Piala Dunia suatu hari nanti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun