Mohon tunggu...
Muhammad CaesarAditya
Muhammad CaesarAditya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya seorang santri dan juga mahasiswa di Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Saya hanyalah seorang santri sekaligus mahasiswa yang suka menulis dan membaca. Saya sangat ingin menggunakan hobi saya untuk hal yang lebih besar lagi. Saya suka menulis baik itu fiksi maupun non fiksi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi Memperingati Hari Anti Korupsi 'Raksasa Zamrud Katulistiwa' Karya Mahasiswa Yogyakarta

4 Januari 2023   01:20 Diperbarui: 4 Januari 2023   01:33 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ImagPuisi Memperingati Hari Anti Korupsi 'Raksasa Zamrud katulistiwa' Karya Mahasiswa Yogyakarta, foto diambil dari Pixabay.

PUISI - Puisi Memperingati Hari Anti Korupsi 'Raksasa Zamrud katulistiwa' Karya Mahasiswa Yogyakarta.

Puisi adalah salah satu jenis karya sastra yang gaya bahasanya sangat ditentukan oleh irama, rima, serta penyusunan larik dan bait. 

Untuk ikut memperingati hari anti korupsi yang selalu diperingati setiap tahunnya pada tanggal 9 Desember.

Aditya, Mahasiswa Program Studi Informatika di Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa membuat sebuah karya puisi yang berjudul Raksasa Zamrud Katulistiwa.

Puisi ini menceritakan tentang bagaimana rakusnya para koruptor yang diibaratkan seperti para raksasa di dalam negeri para kurcaci. Berikut adalah isi dari puisi tersebut:

Raksasa Zamrud Katulistiwa

Betapa rakusnya raksasa negeri ini 

Pakaiannya bergambar timbangan jidatnya tertulis tirani 

Berapa banyak gubuk yang runtuh diinjaknya 

Hanya untuk membesarkan bangunan batunya 

Berapa banyak air laut dan minyak yang surut kering 

Hanya untuk melegakan dahaga anak-anaknya 

Berapa banyak pohon yang tercabut dari tanahnya 

Hanya untuk menjaga dapur istrinya tetap menyala 

Berapa banyak jiwa yang mati dan membusuk 

Hanya untuk menutupi bau kotorannya 

Mereka datang dengan slogan keadilan yang merata 

Rata-rata mentok depan rumah saudara sedarah 

Koar-koar dengan dalih menjaga 

Malah mereka sendiri yang meluluh lantahkannya 

Janji manis, bukti tragis

Berakal, perilaku binal 

Berfikir, sifat kikir 

Cerdik, cara licik 

Dengar-dengar ada juga raksasa berhati mulia 

Nyata-nyata tak lebih seperti pohon tak berbuah 

Entah hukum di negeri ini atau bagaimana 

Kesalahan dikepala kurcaci dan kebenaran dipantat raksasa 

Kemakmuran akan tetap jadi legenda 

Jika penghambat kesejahteraan tak dibinasakan sampai akarnya 

Tuhan...

Mereka sudah melebihi batasannya 

Turunkan peringatanmu atau jadikan kami sebagai perantaramu 

Paling tidak, tanamkanlah jiwa kesatria Arjuna 

Yang berani melesatkan panah hukum kepada yang berdosa

Mau sampai kapan kalian terdiam ? 

Sampai habisnya emas dan perak dari dalam tanah 

Sampai hilangnya warna hijau dan biru dari gambar peta 

Atau sampai punahnya saudara sebangsa 

Di mana prinsip harga mati yang kalian banggakan 

Kesejahteraan telah dicuri, kalian mati suri 

Lihatlah sebelah kananmu 

Lihatlah kurcaci kecil itu 

Kedua matanya ditutup kain merah 

Mulut terjahit tak bisa berbicara 

Tangan dan kaki terikat dicakar patung garuda 

Tak berdaya seperti bongkahan kayu termakan usia

Menjadi tumbal demi amertanya sendawa raksasa durjana 

Wahai para kurcaci 

Tak perduli apa warna topi kerucutmu 

Tak perduli perbedaan akan tugasmu 

Meski badan tak tertutup zirah 

Tangan tak mengepal senjata 

Bersatulah... 

Jangan takut untuk membusungkan dada dan melantangkan suara 

Ini negeri kalian, negeri nenek moyang kalian 

Dibangun dengan bambu runcing berlumuran darah 

Lawanlah!***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun