Mohon tunggu...
Aditya Irawan
Aditya Irawan Mohon Tunggu... -

I see and I observe

Selanjutnya

Tutup

Politik

Hashim Hendak Libas PKS

2 Juni 2014   15:55 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:49 2546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu kesan yang sering ditonjolkan dari Capres Prabowo Subianto adalah bahwa ia sosok yang berani dan bersikap tegas kepada pihak asing, utamanya kepada negara adidaya Amerika Serikat. Bahkan Ketua Majelis Pertimbangan Partai Amanat Nasional yang juga Ketua Tim Dewan Penasihat Prabowo-Hatta, Amien Rais baru-baru ini mengeluarkan pernyataan yang berusaha mengukuhkan kesan tersebut:

"Di antara calon presiden yang ada saat ini, kelihatannya yang paling berani melawan intervensi Amerika Serikat adalah Prabowo," kata Amien dalam rapat pemantapan tim pemenangan Prabowo-Hatta Tingkat Provinsi Jawa Tengah, di Hotel Sunan, Solo, Jawa Tengah, Kamis (29/5/2014).

[caption id="attachment_326939" align="aligncenter" width="603" caption="Amien-Prabowo (Sumber: merdeka.com) "][/caption]

Namun, apakah benar demikian adanya? Kita harus cermat terhadap fakta-fakta yang ada sebelum membuat sebuah kesimpulan. Sebuah video ini memuat pernyataan yang menarik mengenai bagaimana sosok Prabowo Subianto digambarkan oleh adik kandungnya, Hashim Djojohadikusumo. Kala itu, Hashim tengah memaparkan Visi-Misi Partai Gerindra di acara USINDO Washington Special Open Forum Luncheon yang berlangsung di Washington DC pada tanggal 17 Juli 2013 lalu.

Berikut terjemahan kutipan salah satu pernyataan pidato tersebut:

"Prabowo lulus dari sekolah Amerika. Prabowo sangat pro-Amerika. Selama ini ia bersekolah di Amerika seumur hidupnya. Ia mengenyam pendidikan militer pasukan khusus di Fort Banning, Fort Bragg. Saya juga pro-Amerika. Baru-baru ini saya melakukan investasi yang besar di California. Ya, Amerika Serikat akan menjadi mitra yang istimewa dengan Partai Gerindra.”

Melihat pernyataan di atas, kesan berani dan tegas Prabowo terhadap Amerika seketika runtuh. Pernyataan tersebut keluar dari mulut Hashim Djojohadikusumo, penopang finansial utama sekaligus Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra. Ini sungguh kontradiktif dengan kesan yang ingin disematkan kepada Prabowo Subianto sebagai sosok yang gagah berani melawan intervensi asing.

Hashim malah berujar bahwa Prabowo SANGAT pro-Amerika, bahkan menyebut Amerika Serikat sebagai mitra yang istimewa. Luar biasa. Tanpa tedeng aling-aling adik Sang Jenderal berjualan nama kakak tercintanya kepada khalayak di Amerika Serikat. Hashim berusaha keras meyakinkan, seolah-olah ia berkata "Prabowo bisa banget lho diajak main bareng kalian."

[caption id="attachment_326945" align="aligncenter" width="586" caption="Hashim Djojohadikusumo memaparkan Visi Misi Gerindra di forum USINDO, Washington (Sumber: flickr.com/photos/usindo)"]

1401673312641370392
1401673312641370392
[/caption]

Perlu dicatat, USINDO ini adalah sebuah lobi dari perusahaan, yayasan, dan individu dengan kepentingan di hubungan AS dengan Indonesia. Jadi ini merupakan sebuah upaya dari Prabowo Subianto melalui Hashim Djojohadikusumo untuk meyakinkan para pemangku kepentingan di Amerika bahwa ia siap bekerjasama jika terpilih sebagai presiden. Sebagaimana kita tahu, Prabowo masuk daftar hitam bagi pemerintah Amerika Serikat. Bahkan pada tahun 2000, visanya ditolak kala hendak menghadiri kelulusan putranya di Boston. Catatan kelam berkaitan dengan pelanggaran HAM Prabowo di masa lalu menjadi isu sentral alasan Amerika melakukan hal tersebut.

Pernyataan kedua Hashim yang menarik adalah sebagai berikut:

"Saya akan memberikan sebuah contoh. Dalam kurun waktu 9 tahun , Kementerian Pertanian yang dikendalikan oleh PKS telah memecat 73 pegawainya yang beragama Kristen. Bahkan sampai saat ini, tak satupun pegawai di Kementerian Pertanian yang beragama Kristen. Ini merupakan sebuah pertanda, bukan? Jika kondisi ini terus berlangsung, dan terus dibolehkan.. Anda pasti tahu maksud saya. Itu yang saya maksud dengan kehendak politik. Pemerintah Indonesia harus menghentikan diskriminasi ini."

Pertama, ini berita yang mengejutkan. Bahkan dalam penelusuran saya, belum ada pihak yang mengkonfirmasi mengenai pemecatan 'besar-besaran' pegawai beragama Kristen di Kementerian Pertanian tersebut. Kedua, Hashim menyebut PKS, mitra koalisi Gerindra dalam mengusung Prabowo sebagai capres dalam konteks yang negatif: pihak yang melakukan diskriminasi terhadap umat nasrani yang minoritas.

[caption id="attachment_326952" align="aligncenter" width="617" caption="Kementerian Pertanian RI, disebut Hashim dikendalikan PKS (Sumber: poskantor.com)"]

14016739972136272589
14016739972136272589
[/caption]

Dengan telak Hashim menuding Kementerian Pertanian yang dikendalikan PKS sebagai pihak yang diskriminatif dan 'mesti dihentikan'. Dalam konteks ini, Gerindra dan PKS berada di kutub yang berbeda. Hashim sebagaimana kita tahu, adalah seorang pemeluk nasrani. Unsur primordialisme (kepercayaan, tradisi, adat istiadat, kebiasaan) masih menjadi isu yang sensitif.Dengan kata lain, koalisi yang dibangun oleh Gerindra dan PKS pondasinya sangat rapuh. Dalam hal mendasar saja mereka sudah sangat berseberangan.

Koalisi Gerindra-PKS bisa jadi sebatas syarat pemenuhan Presidential Threshold saja, tak lebih dan tak kurang. Bila terpilih sebagai Presiden, rasanya Prabowo Subianto dan Hashim Djojohadikusumo tak akan segan untuk melibas PKS dari lingkaran permainan. Kemesraan yang ditunjukkan Gerindra-PKS saat ini besar kemungkinan sekedar bulan madu yang singkat.

Terlepas apapun isi kontrak politik mereka, semua hal dalam politik mungkin saja terjadi. Karena politik adalah permainan untuk menang dengan aturan yang dibuat sendiri oleh masing-masing pemain. Bukan politik namanya jika semua aturan dipatuhi, apalagi untuk dipatuhi pihak koalisi abal-abal alias bohong-bohongan : )

[caption id="attachment_326950" align="aligncenter" width="620" caption="Koalisi Abal-abal? (Sumber: tempo.co)"]

140167377067608180
140167377067608180
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun