Mohon tunggu...
Aditya Cahya
Aditya Cahya Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Saya 17 tahun dan hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Pengecoran Logam

16 Oktober 2024   04:50 Diperbarui: 16 Oktober 2024   04:50 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pendahuluan 

Pengecoran logam merupakan proses manufaktur penting yang digunakan untuk menghasilkan berbagai komponen dan struktur logam. Dalam proses ini, logam dipanaskan hingga mencapai titik lelehnya, kemudian dituangkan ke dalam cetakan sesuai bentuk yang diinginkan dan dibiarkan mengeras. Metode pengecoran logam memainkan peran penting dalam berbagai industri seperti otomotif, konstruksi, dan elektronik.

Proses Pengecoran 

Proses pengecoran melibatkan beberapa tahapan utama: peleburan logam, penuangan logam cair ke dalam cetakan, pembekuan, dan pemecahan cetakan untuk mengambil produk akhir. Proses ini dipengaruhi oleh empat faktor utama:

1. Aliran logam cair ke dalam cetakan -- yang harus terjadi secara merata untuk menghindari cacat produk.

2. Perpindahan panas -- proses pembekuan logam yang mempengaruhi kualitas struktur logam yang dihasilkan.

3. Material cetakan -- cetakan yang digunakan, baik cetakan pasir (expendable mold) maupun cetakan permanen, berpengaruh pada hasil akhir produk.

4. Pembekuan logam -- perlu diperhatikan untuk menghindari cacat seperti porositas akibat penyusutan yang tidak merata.

Metode Pengecoran 

Ada berbagai metode pengecoran yang umum digunakan, di antaranya:

1. Pengecoran Cetakan Pasir: Menggunakan pasir silika yang dicampur dengan pengikat untuk membentuk cetakan yang bisa digunakan sekali pakai. Metode ini cukup ekonomis dan sering digunakan untuk produksi komponen yang kompleks. Meski murah, cetakan pasir cenderung menghasilkan permukaan yang kasar, sehingga produk cor perlu dilakukan finishing lebih lanjut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun